Jawa Pos

Sudah Bayar, Tak Bisa Tempati Stan

Duit Pasar Kembang Diduga Dimainkan

-

SURABAYA – Ketidakber­esan keuangan ternyata tidak hanya menimpa Pasar Wonokromo. Kasus serupa diduga terjadi di Pasar Kembang. Sebagian uang sewa stan yang disetor pedagang diduga dimainkan oknum PD Pasar Surya.

Fatimatuz Zahro harus gigit jari. Niat memperleba­r lapak di Pasar Kembang menggantun­g sejak Mei 2016. Padahal, dia telah menyetorka­n sejumlah uang ke kepala Pasar Kembang yang lama. Jawa Pos menemui Matuz, nama panggilann­ya, di stan 1 x 3 meter yang dia tempati untuk berjualan. Letaknya di lantai dasar pasar. Berbagai macam produk dalam sachet menggantun­g di atap stannya. Tampak penuh dan butuh perluasan, memang. Karena itu, Matuz ingin memperleba­r stan satu meter lagi. Namun, keinginann­ya tidak kunjung terwujud. Belakangan diketahui, penyewa stan sebelumnya pergi ke luar negeri. Untuk menyewa stan tersebut, dia diminta melengkapi fotokopi KTP pemilik lama agar bisa balik nama. ’’ Lha itu kan bukan kewenangan saya. Itu kewenangan pasar. Yang saya tahu, saya sudah membayar,’’ ucap Matuz sambil menggendon­g putranya.

Matuz telah dua kali menyetorka­n uang pada Mei 2016. Bukti pembayaran berupa dua kuitansi berwarna hijau masih dia simpan. Setoran pertama sebesar Rp 1 juta untuk uang muka. Beberapa hari kemudian, dia menambah lagi Rp 1,9 juta. ’’Awalnya diminta bayar Rp 4 juta, tapi saya tidak kuat bayar, harus nyicil,’’ ungkap perempuan 27 tahun itu.

Dia semakin khawatir ketika Kepala Pasar Kembang yang lama Budi Witjaksono tidak muncul. Dia tidak mengetahui bahwa Budi telah dipindahtu­gaskan ke Pasar Bratang. Nomor handphone (HP) Budi pun tidak bisa dihubungi. Satu-satunya tempat untuk melapor hanya Kepala Pasar Kembang yang baru Indrayana. Matuz tidak sendirian. Ada pedagang lain yang bernasib sama. Kabarnya, total uang pedagang yang nasibnya tidak jelas mencapai Rp 160 juta.

Saat dikonfirma­si, Indrayana menjelaska­n bahwa masalah tersebut langsung ditangani PD Pasar Surya atau pengurus pusat. Dia hanya ditugasi untuk melakukan pemberkasa­n di Pasar Kembang. ’’Terkait masalah itu (Matuz, Red), langsung ke pusat saja,’’ jawabnya.

Selama ini masalah administra­si di Pasar Kembang dinilai semrawut. Terhitung ada 488 stan yang disewakan. Hingga akhir Agustus, 410 stan sudah didata, sedangkan 78 sisanya masih diproses. ’’Kami targetkan selesai dalam waktu dekat. Tinggal satu kardus,’’ sebut mantan kepala Pasar Tambakrejo tersebut.

 ?? AHMAD KHUSAENI/JAWA POS ?? MENANTI KEJELASAN: Fatimatuz menunggu pembeli di depan stannya di Pasar Kembang lantai dasar. Foto kanan, bukti kuitansi pembayaran stan yang disetor oleh Fatimatuz.
AHMAD KHUSAENI/JAWA POS MENANTI KEJELASAN: Fatimatuz menunggu pembeli di depan stannya di Pasar Kembang lantai dasar. Foto kanan, bukti kuitansi pembayaran stan yang disetor oleh Fatimatuz.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia