BI Proyeksi Inflasi 3,2 Persen
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pencapaian inflasi hingga akhir tahun ini di bawah target 4 persen. Melihat tren angka inflasi dan deflasi, BI memprediksi angka inflasi sepanjang tahun ini berada di level 3,2 persen.
Berdasar survei pemantauan harga yang menjadi dasar penentuan indeks harga konsumen, BI menargetkan deflasi pada Agustus mencapai 0,04 persen. Kenyataannya, deflasi Agustus tercatat 0,02 persen. Harga volatile foods dan administered prices kembali normal setelah Lebaran. Namun, ada peningkatan biaya pendidikan.
BI menilai, komponen volatile foods dan administered prices pada Agustus telah kembali normal ke kondisi sebelum Lebaran. Volatile foods menyumbang deflasi 0,8 persen, sedangkan administered prices mencatat deflasi 0,52 persen.
BI menargetkan, inflasi sepanjang Januari hingga Desember 2016 berada di kisaran 4 persen plus minus 1. Apabila proyeksi angka inflasi 3,2 persen terealisasi, artinya masih dalam range target BI.
Angka deflasi itu lebih baik daripada besaran angka inflasi setiap Agustus selama lima tahun terakhir. ’’Setelah Lebaran, rata-rata terjadi inflasi. Sekarang deflasi. Kami anggap hal tersebut lebih baik,” jelas Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo kemarin (2/9).
Agus mengakui, deflasi terjadi karena pelemahan daya beli yang dihadapi konsumen karena muramnya prospek perekonomian dunia tahun ini. ’’Turunnya harga komoditas dunia membuat daya beli melemah,” ucapnya.
Kendati demikian, pemerintah dan regulator diharapkan bekerja sama agar inflasi tetap stabil dan terjaga dengan memastikan ketersediaan pangan dan upaya pengendalian harga. (dee/c5/noe)