Jawa Pos

Bikin Makam di Kamar sebagai Tanda Bakti Anak

Bagi warga Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandan­g, Biaro), Sulawesi Utara, kuburan merupakan monumen kenangan yang erat dengan kehidupan mereka setiap hari. Tak heran bila mereka mendirikan kuburan keluarga di pekarangan. Bahkan, ada yang justru me

-

SULIT untuk menemukan tempat pemakaman umum (TPU) di Sitaro. Rata-rata tiap rumah punya kuburan di pekarangan. Ada pula yang di teras rumah. Namun, sebagian besar warga memilih pekarangan sebagai tempat favorit.

Misalnya, Djamaludin Djumaati, warga Kelurahan Paniki Kecamatan Siau Barat. Dia menempatka­n makam anaknya, David Richard Djumaati, di samping kanan pekarangan rumah. ’’Makam kalau sudah jauh biasanya kebersihan­nya sulit dijaga. Kalau dekat, bisa dibersihka­n tiap hari,’’ ucapnya.

Djamaludin menyatakan, membangun makam di samping rumah merupakan kebiasaan masyarakat Siau sejak dulu. Keuntungan lain, lokasi yang dekat membuat makam bisa dirawat dengan baik.

Di tempat lain, sekilas ada salah satu rumah berukuran 4 x 2 meter persegi yang terlihat seperti kamar tidur pada umumnya. Ada kasur, lemari, meja, serta perabot lainnya. Namun, siapa sangka, ruangan yang menjadi kamar tidur tersebut merupakan tempat pe- makaman orang tua Marthin Lahinda, salah seorang warga Siau Timur.

Kok bisa begitu? Menurut dia, me- makamkan anggota keluarga di dekat tempat tinggal sudah menjadi adat istiadat masyarakat Pulau Siau. Bahkan, bukan hanya Djamaludin yang memakamkan jenazah dalam rumah, banyak warga Siau yang melakukan hal serupa.

’’Saya merasa kebaikan orang tua sangat berlebih. Apa yang bisa saya balas hingga saat ini? Saya merasa belum sempat membahagia­kan mereka hingga sudah meninggal. Bagaimana caranya, saya harus istimewaka­n tempat peristirah­atan mereka sehingga diputuskan bangun di dalam rumah,’’ ujar Martin.

Tradisi masyarakat Kabupaten Kepulauan Sitaro memakamkan jenazah keluarga di pekarangan rumah sudah berlangsun­g turun-temurun. Seiring dengan waktu, tradisi itu tetap terjaga. Namun, bangunan makam tak lepas dari sentuhan modernisas­i. Bahkan sudah memerhatik­an estetika.

Tak jarang, makam justru menjadi tempat bersantai keluarga. Seperti kuburan lazimnya, bangunan makam terbuat dari beton berlapis tegel putih lengkap dengan nisan berbentuk salib.

Menurut Welhem Kahempe, tokoh masyarakat Kelurahan Paniki, konsep makam sudah bertranfor­masi dari zaman dulu, yakni sewaktu Pulau Siau masih berbentuk kerajaan. Menurut dia, dulu bentuk makam masyarakat Siau, khususnya para bangsawan, menggunaka­n konsep yang disebut kubur palajawa, yakni sebuah bangunan kuburan berbentuk persegi empat. Dia menyatakan, bila masyarakat Minahasa punya kubur waruga, Siau memiliki palajawa. (*/c5/ami)

 ?? MARCHELLA MAKASILI/MANADO POST/JPG ?? TRADISI: Salah satu kuburan yang dibuat di pekarangan rumah warga Siau Timur.
MARCHELLA MAKASILI/MANADO POST/JPG TRADISI: Salah satu kuburan yang dibuat di pekarangan rumah warga Siau Timur.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia