Mancung dalam 15 Menit
Mode selalu berulang. Ternyata, tren kecantikan pun begitu. kembali digemari, menggeser wajah dengan silikon dan kolagen. Prosedur simpel dan hasil memuaskan jadi alasannya.
treatment Filler
BIBIR penuh ala Angeline Jolie, cheekbone tinggi khas Gisele Bundchen, atau hidung mancung ala Taylor Swift? Dulu operasi plastik atau injeksi silikon bisa menjawab kebutuhan akan penampakan wajah seperti para selebriti itu. Namun, tidak sedikit yang mengalami kegagalan. Mulai yang paling ringan seperti memar dan alergi hingga kerusakan permanen pada wajah. Prosedurnya pun bersifat invasif, melibatkan pisau bedah dan bukaan yang cukup besar.
Kini, untuk mendapatkan kontur atau tekstur wajah yang diidamkan, filler kembali dipilih. Treatment itu sebenarnya sudah muncul lebih dari lima tahun silam di berbagai klinik kecantikan di kota besar. Namun, kurang favorit seiring dengan makin beragamnya jenis terapi. Mulai terapi plasma darah hingga tanam benang yang hasilnya dianggap lebih tahan lama.
Filler, adalah proses mengisi. Yang diinjeksikan pada tubuh adalah hyaluronic acid atau asam hialuronat yang aman bagi tubuh. Treatment bisa dimanfaatkan untuk membentuk wajah, menyamarkan kerutan dan garis halus, mengisi cekungan, hingga menghidrasi atau melembapkan kulit.
Caranya, asam hialuronat disuntikkan ke fat compartment atau lapisan lemak di bagian bawah kulit area wajah yang diinginkan. Selanjutnya, asam hialuronat akan mulai bekerja dan memberi hasil selama dua minggu. Salah seorang pengguna filler adalah Amelia Salim, 35. Pebisnis sekaligus sosialita asal Surabaya itu rutin melakukan treatment setahun sekali.
’’Saya mulai pakai filler pada 2014 setelah disarankan beberapa teman,’’ ujar Amel.
Sebagai perempuan dengan kesibukan tinggi dan kurang istirahat, di bawah matanya muncul kantung. Apalagi, seiring dengan bertambahnya usia, area tersebut kehilangan lapisan lemak yang membuat mata tampak cekung. ’’Kalau teman-teman saya sudah mulai bisa melihat kantung mata saya. Wah, sudah saatnya diperbaiki,’’ tambah executive producer film Perfect Dream itu.
Benar saja, dengan injeksi filler setahun sekali di daerah bawah mata, kantung matanya hilang. Kandungan asam hialuronat mengisi celah di bawah mata sekaligus menghilangkan noda hitam. ’’Pas make-up, saya juga tidak usah menggunakan yang terlalu tebal untuk menutupi kantung mata,’’ tambah Amel.
Menurut Amel, prosedur filler yang terbilang simpel menjadi alasan utama dirinya menyukai treatment tersebut. Pertama, dokter memberikan pola pada bagian yang akan disuntik. Daerah itu dilapisi krim. Lalu, tinggal suntik. ’’Pas disuntik nggak terasa sakit. Selain itu, saya nggak pernah kena efek samping apa pun setelah di- filler,’’ ujarnya. Prosesnya hanya memakan waktu 15 menit.
Filler aman dilakukan semua usia. Selain Amel, Yenny Veronica juga menggemari filler. Perempuan 57 tahun itu menjalani terapi setahun sekali untuk menghilangkan smile line atau garis senyum. ’’Saya lihat teman-teman seusia saya kok lebih muda ya. Akhirnya, saya putuskan pakai filler,’’ ujar Yenny saat ditemui di Profira Aesthetic & Anti-Aging Clinic Surabaya.
Awalnya, ibu lima anak itu sekadar mencobacoba. Ternyata, dia puas dengan hasilnya. Garis senyum semakin memudar berkat filler di antara sudut bibir dan pipi. ’’Dokter memberi tahu area mana saja yang perlu di- filler,’’ katanya. Agar hasil bisa mencapai setahun, Yenny juga melakukan perawatan laser dan peeling.
Sementara itu, presenter Soraya Hylmi mencoba filler sekitar dua bulan lalu. Awalnya, Aya –sapaannya– ingin melakukan filler pada bibir. Namun, saat berkonsultasi dengan dr Olivia Ong dari Jakarta Aesthetic Clinic, Aya disarankan filler pada hidung, under eyes, dan dagu. ’’Hidung sebelumnya agak bengkok. Dagu kanan saya memang lebih chubby dibanding dagu kiri. Perlu di- filler agar lebih tirus,’’ ujarnya.
Perempuan yang Oktober mendatang menginjak usia 30 tahun itu mendapat izin dari suami, pebasket Teuku Ryan Febryan. Dia juga banyak mencari tahu sebelum menentukan dokter dan klinik tempat menjalani treatment. Menurut dia, filler adalah usaha preventif supaya kulit wajah tetap segar.
Setelah filler pertama pada Juni, dua pekan kemudian Aya melakukan retouch. Dia happy dengan hasilnya. Perbedaan langsung terlihat, namun tetap natural. Struktur wajahnya tidak berubah drastis.
’’Paling suka dagu dan hidung. Proporsi wajah jadi lebih simetris,’’ tuturnya. Sedangkan under eyes filler untuk menghasilkan mata yang lebih fresh. Setelahnya, presenter program newstainment di Jak TV itu masih penasaran ingin filler pada bibir. (len/nor/c19/na)