Tiang Listrik Hambat Penuntasan Saluran
Proyek di Sekitar Bundaran Dolog
SURABAYA – Proyek saluran tengah di Bundaran Dolog sepertinya tidak akan tuntas dalam waktu dekat. Sebab, pengerjaan proyek tersebut masih terkendala pemindahan sarana utilitas. Karena itu, pengguna jalan harus lebih bersabar menghadapi kemacetan di sana.
’’ Yang paling sulit saat ini, memindahkan tiang listrik. Kami mau pindahkan sendiri, tapi takut kesetrum. Pemindahan juga tidak gampang karena itu wewenangnya PLN. Tapi, mereka selalu lambat,’’ kata Ibnu Ghofur, direktur utama PT Rudi Jaya, rekanan proyek tersebut, kemarin.
Berdasar pantauan Jawa Pos, pengerjaan saluran air itu memang sangat mepet dengan tiang-tiang listrik. Ada lima tiang yang belum dipindahkan. Bahkan, beberapa di antaranya terlihat miring karena tanah di bawahnya sudah dikeruk. Bila itu dibiarkan, tiang-tiang yang masih teraliri listrik tersebut juga bisa roboh
Ia memiliki kelenjar racun yang terletak di rahang. Gila monster sangat agresif dengan sentuhan. ”Dia akan menggigit dan mengeluarkan enzim racun seperti liur komodo jika merasa terancam,” ujar Budi Wonosasmito, penghobi reptil yang berpartisipasi di Animal Expo Friendship and Brotherhood 2016 di Ciputra World kemarin (2/9). Hewan yang panjangnya bisa mencapai 60 cm tersebut menggunakan lidah untuk mencium bau mangsanya.
Efeknya, orang yang terkena bisa dari gigitan si gila itu bakal merasakan sakit seperti terbakar pada permukaan kulit. Bagian yang tergigit akan bengkak karena sifat racun yang merusak jaringan kulit. ”Untuk pertolongan pertama, biasanya langsung disiram air mengalir pada bagian yang tergigit. Setelah itu, minum obat antinyeri,” tuturnya.
Kadal yang berasal dari Amerika Serikat itu memiliki kulit tebal dengan corak unik di tubuhnya. ”Variasi warnanya bisa pink, jingga, hingga oranye terang,” ungkap Budi. Terdapat dua corak, yaitu tidak beraturan dan bergaris.
Gila monster memiliki ekor pendek dan tubuh gemuk di bagian perut. Berbeda dengan sebagian besar kadal lainnya, kadal yang namanya diambil dari nama sungai, Gila River –tempat kadal jenis tersebut kali pertama ditemukan– itu memiliki pupil kecokelatan dan berbentuk bundar.
Menurut penjelasan Budi, gila monster adalah spesies yang banyak dicari penghobi hewan reptil. Karena itu, harganya mahal, yakni sekitar Rp 25 juta. ”Di Indonesia masih langka. Tapi, di Amerika sudah banyak yang menangkarkan hewan ini karena mulai banyak yang ingin memelihara,” jelas pria 43 tahun tersebut. ”Namun, hati-hati jika ingin menyentuhnya ya,” tambahnya.
Hewan berbisa seperti gila monster bisa saja dipelihara di rumah. Namun, sebaiknya disimpan di tempat yang aman seperti akuarium tertutup. ”Kalau mau menyentuh, jepit dahulu kepalanya dengan menggunakan alat, baru bisa mengelus bagian punggung dan ekornya,” jelasnya sambil mempraktikkan caranya. Sekali lagi, dia mewanti-wanti untuk berhati-hati, jangan sampai menyakitinya.
Perawatan hewan dengan habitat asli gurun pasir itu cukup mudah. ”Ditaruh di kandang yang kering dengan alas pasir atau bebatuan. Sediakan kubangan air karena sesekali ia akan berendam untuk menyeimbangkan suhu tubuh,” paparnya. Kadal itu juga tidak perlu diberi makan setiap hari. ”Makannya seminggu sekali. Jadi, kalau ditinggal pergi pun, asal ada air tidak akan mati,” lanjutnya.
Reptil lainnya seperti iguana albino columbia tak kalah menarik. Hewan yang bisa berumur hingga 15 tahun itu juga berasal dari Amerika Serikat. Berbeda dengan gila monster, reptil tersebut tergolong aman dan bersahabat saat disentuh. ”Reptil tidak mengenal majikannya. Kalau sudah jinak, ia mau dipegang siapa pun,” ucapnya sambil mengelus reptil berwarna kuning terang itu.
Iguana albino tergolong langka di Indonesia. ”Delapan tahun yang lalu, jenis ini masih berharga ratusan juta. Karena sudah banyak yang menangkarkan, harganya sekarang sekitar Rp 35 juta,” urai Budi. Perawatannya tidak jauh berbeda dengan gila monster. Bedanya, si albino bisa makan sayur tiap hari. (esa/c6/jan)