Curi Sepeda untuk Urus SIM
SENTOT Slamet Riyadi, 55, sudah malang melintang menjalani pekerjaan sebagai sopir. Hampir semua jenis kendaraan pernah dikemudikannya. Dia berpengalaman. Jalanan lurus, berkelok, hingga tanjakan dan turunan sudah dilewatinya.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jasa Sentot tak lagi digunakan. Dia menua. Padahal, semangatnya masih begitu besar. Hingga suatu hari dia membaca pengumuman di balai RW di tempat tinggalnya yang berbunyi: ’’Dicari sopir berpengalaman. Tua muda tak jadi masalah, asal tidak gila.” Wajahnya langsung berseri.
Dia pun memberanikan diri untuk melamar pekerjaan tersebut. Kakek tiga cucu itu begitu percaya diri. Bahkan, dia memperkenalkan diri sebagai sopir berpengalaman. Tahap demi tahap rekrutmen dilewatinya. Namun, ada satu hal yang mengganjal. SIM-nya sudah tidak berlaku.
Sentot pun meminta pihak perusahaan memberinya waktu dua minggu untuk mengurus perpanjangan SIM. Padahal, isi dompetnya hanya KTP. Tidak ada uang untuk mengurus SIM. Namun, dia bersikeras ingin diterima bekerja. ”Sudah gatal ingin nyetir mobil,” katanya.
Akhirnya, dia memilih jalan pintas untuk memperoleh uang. Rabu siang (31/8) dia melihat sepeda tetangganya yang kerap diparkir sembarangan. Niatnya mencuri pun muncul. Dia berhasil mengambil sepeda itu. Namun, belum sampai dia berjalan 100 meter, pemilik sepeda memergokinya.
Sentot pun dilaporkan ke Polsek Tambaksari. Dia gagal mencuri sepeda. Keinginannya kembali pun kandas. Yang ada, dia malah masuk penjara. ( rid/c5/fal)