Petakan Pelaku Pecah Kaca
SURABAYA – Pembobol mobil dengan modus pecah kaca beraksi lagi. Pelaku diyakini merupakan sindikat lintas kota yang kerap berpindah-pindah lokasi operasi.
Kanitresmob Polrestabes Surabaya AKP Agung Pribadi mengatakan, pelaku pecah kaca umumnya beroperasi secara berkelompok. Untuk menangkapnya, dibutuhkan kejelian. ”Kejahatan semacam ini kambuhan. Kadang hilang, lalu tiba-tiba ada lagi,” ujarnya.
Biasanya, jika tidak ada kejadian pecah kaca di Kota Pahlawan, bisa jadi pelakunya beroperasi di luar kota. Itu terbukti dari beberapa kasus yang terjadi di Sidoarjo dan Gresik beberapa waktu lalu.
Saat ini polisi masih memetakan kelompok-kelompok yang bermain dengan modus pecah kaca tersebut. Namun, berdasar hasil analisis yang pernah dilakukan, pelaku biasanya berasal dari luar Jawa. ”Ada satu yang biasanya dari Sumatera. Lalu, ngerekrut di sini,” imbuh mantan Kasatreskrim Polres Sidoarjo itu.
Aksi pecah kaca terbaru terjadi di Jalan Dukuh Kupang Barat pada Rabu (31/8). Pemilik mobil adalah Gatot Waskito. Saat itu dia bersama istrinya, Rr Budi Rahmawati, sedang berhenti di depan sebuah tempat fotokopi. ”Kejadiannya memang cepat banget,” cerita putri sulung korban, Tantri Wismayaning.
Ketika itu, sekitar pukul 19.30, Budi turun untuk memfotokopi beberapa berkas. Tempat fotokopi tersebut tidak jauh dari rumahnya. Gatot menunggu di dalam mobil. Sebelum turun, Budi sempat menitipkan tas itu kepada suaminya.
Tak lama berselang, Gatot ikut turun dari mobil Avanza miliknya. Tas itu diletakkan di jok belakang. Sebenarnya, Gatot tidak pergi jauh. Dia hanya keluar untuk WhatsAppan. Dia lalu asyik menatap layar handphone. Namun, waktu sesingkat itu ternyata dimanfaatkan bandit untuk menggasak barang berharga.
Saat kembali ke mobil, keduanya terkejut lantaran kaca mobil sebelah kiri belakang sudah pecah. ” Nggak ada yang dengar sama sekali kalau kaca pecah. Nggak ada yang lihat juga,” tambah perempuan yang akrab disapa Maya tersebut.
Beberapa barang raib. Di antaranya, cincin berlian dan mutiara. Lalu, ada arloji, buku tabungan, serta uang tunai Rp 1 juta. ” Totalnya sih sekitar Rp 10 juta,” kata perempuan yang berprofesi dokter gigi itu. Dia berharap polisi bisa segera mengungkap kasus pembobolan mobil tersebut. (did/c6/fal)