Jawa Pos

Ayah Wafat di Makkah, Fita Sebatang Kara

-

SIDOARJO – Ke pedihan begitu mendalam kini dirasakan Gu gus Selfita Sari, warga Dusun Gisik Kidul, Desa Tambak Cemandi, Kecamatan Sedati. Betapa tidak, gadis 15 tahun itu kini tinggal sebatang kara. Sebab, Mukijan Sodimedjo, ayahnya, wafat saat beribadah haji di Makkah pada Kamis ( 1/ 9)

Mukijan tercatat sebagai jamaah haji pertama asal Sidoarjo yang meninggal pada musim haji tahun ini. Kemarin (2/9) Kepala Kementeria­n Agama (Kemenag) Sidoarjo Achmad Rofi’i pun mendatangi rumah duka. Beberapa kerabat Mukijan telah berkumpul. Tikar sudah digelar dengan beberapa sajian makanan ringan.

Fita –sapaan Gugus Selfita Sari– adalah anak tunggal Mukijan. Wajahnya lesu. Dia lebih banyak duduk bersimpuh di atas tikar sambil ditemani beberapa kerabat keluargany­a. Bahkan, ketika rombongan Kemenag datang, Fita terlihat hanya bisa tertunduk menahan sedih.

Fita kini tinggal seorang diri. Ibunya meninggal sejak usianya masih 6 tahun. Selama ini dia hanya tinggal bersama ayahnya di rumah sederhana di Gisik Kidul. ’’Ya shock. Cuma ada bapak satusatuny­a, kini sudah tidak ada juga,’’ katanya singkat.

Kabar duka itu sampai ke telinga Fita satu jam setelah ayahnya meninggal di Makkah. Dia mendapat informasi dari warga satu kampung yang ikut rombongan kloter 32. Saat mendengar kabar tersebut, Fita semalaman menangis. Bahkan, dia sempat pingsan. ’’Bapak tidak pamitan apa-apa. Tiba-tiba saya ditinggal,’’ ungkapnya sambil menahan pilu.

Fita tidak memiliki firasat apa pun sebelum ayahnya meninggal. Bahkan, dia masih sempat berkomunik­asi melalui telepon ketika malam sebelum ayahnya meninggal. Saat itu ayahnya tidak mengeluh sakit. Malah, nada bicaranya mengekspre­sikan bahagia karena telah berada di Tanah Suci. ’’Bapak tanya sama saya, Nduk, awakmu pengin opo? (Nak, kamu ingin apa?),’’ kata Fita menirukan perkataan ayahnya saat ditelepon malam sebelum meninggal.

’’ Ndek kene penak. Panganane enak-enak. Pokokke enak. (Di sini enak. Makanannya juga enak-enak. Pokoknya enak,’’ lanjutnya.

Mendengar pernyataan itu, Fita pun ikut bahagia. Beribadah haji, lanjut dia, merupakan impian ayahnya sejak lama. Ayahknya mendaftark­an rukun Islam kelima itu sejak 2009. ’’Bapak sudah pengin sekali naik haji,’’ jelasnya.

Fita menuturkan, ayahnya tiga bulan terakhir ini sering sakitsakit­an. Mukijan beberapa kali keluar masuk rumah sakit untuk opname. Sekali opname bisa sampai seminggu. Mukijan menderita sakit komplikasi. Mulai ambeien, ginjal, jantung, dan paru-paru. Tiga hari sebelum berangkat, penyakit Mukijan sempat kambuh dan diminta dokter opname. Namun, pria 73 tahun itu menolak. Alasannya, dia segera berangkat haji. ’’Pas berangkat ke asrama haji, bapak sehat banget. Sudah tidak sakit. Ceria,’’ ungkapnya.

Lantaran sakit yang diderita Mukijan selama tiga bulan terakhir itu, Fita pun mengorbank­an pendidikan di bangku SMKN 1 Buduran sebagai murid baru. Sebetulnya, dia sudah membayar uang seragam. Namun, karena ayahnya kerap sakit dan harus diopname di rumah sakit, dia pun membolos. Sebab, dia merupakan satusatuny­a keluarga yang bisa menemani ayahnya. ’’Saya satu bulanan ini tidak masuk sekolah. Mengurus bapak di rumah. Bolakbalik ke rumah sakit. Tidak berani ninggal sendiri,’’ ucap.

Rofi’i mengatakan, kedatangan­nya ke rumah duka untuk menjelaska­n kabar duka dan penyebab wafatnya Mukijan. Berdasar certificat­e of die (COD) yang dikeluarka­n dokter di Arab Saudi, Mukijan meninggal karena terkena penyakit cardio vascular (gangguan jantung dan pembuluh darah). Mukijan ditemukan meninggal di kamar Hotel Holiday Inn, Makkah, Arab Saudi, pukul 08.30 waktu Arab Saudi (WAS). ’’Pak Mukijan sudah dimakamkan di Ma’la (tempat pemakaman umum di Makkah),’’ jelasnya.

Kemarin warga Dusun Gisik Kidul juga telah melakukan salat gaib untuk almarhum Mukijan. Selain itu, Kemenag memberikan kabar adanya asuransi sekitar Rp 32 juta untuk ahli waris. Rofi’i mengatakan, pihaknya meminta agar keluarga Mukijan bisa segera mengurus surat keterangan waris agar asuransi kematian itu cepat dikeluarka­n. ’’Secepatnya diurus agar bisa diproses lebih cepat juga,’’ jelasnya.

Rofi’i juga berjanji meminta kepada Bupati Saiful Ilah agar SMKN 1 Buduran bisa membebaska­n biaya sekolah untuk Fita. Begitu juga ketertingg­alan pelajaran selama ini harus diberi solusi langsung oleh pihak sekolah. ’’Saya akan usahakan berbicara kepada bupati. Anak ini sebatang kara, sudah seharus nya dibantu,’’ paparnya. (ayu/c15/hud)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? RUMAH DUKA: Kepala Kemenag Sidoarjo Achmad Rofi’i (kanan) berbincang dengan Gugus Selfita Sari, anak semata wayang Mukijan Sodimedjo. Foto atas, Mukijan semasa hidup.
BOY SLAMET/JAWA POS RUMAH DUKA: Kepala Kemenag Sidoarjo Achmad Rofi’i (kanan) berbincang dengan Gugus Selfita Sari, anak semata wayang Mukijan Sodimedjo. Foto atas, Mukijan semasa hidup.
 ?? REPRO: BOY SLAMET/JAWA POS ??
REPRO: BOY SLAMET/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia