Konser Smamda Voice Menggetarkan
SIDOARJO – Mimpi Smamda Voice (SV) untuk menyelenggarakan konser tunggal di Sidoarjo akhirnya terwujud. Berkolaborasi dengan paduan suara dari sekolah musik Pur wacaraka, tim paduan suara SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo itu tampil ciamik dengan membawakan tujuh lagu yang akan disajikan dalam Lanna International Choir Competition 2016 pada 19 Oktober.
Salah satunya lagu klasik Lay A Garland. Penonton yang memenuhi auditorium SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo kemarin (2/9) sangat menikmatinya. SV membawakan lagu karya komposer asal Inggris Robert Pearsall itu dengan penuh penghayatan
Lagu romantis yang mengisahkan cinta seorang lelaki kepada perempuan yang tidak berbalas tersebut mengawali pertunjukan inti dari konser bertema Feel the Dreams Come True itu.
Setelah itu, penonton dibawa pada suasana yang lebih hangat lewat lagu A Forbidden Grief. Lagu tersebut berkisah tentang seseorang yang patah hati, namun berhasil move on (bangkit) dari keterpurukan.
Total ada empat lagu klasik yang dibawakan SV. Selain Lay A Garland dan A Forbidden Grief, ada Nachtwace dan Sigulempong (lagu Batak). Sebagai penutup, tim SV juga tampil dengan membawakan tiga lagu daerah. Mulai Ugo-Ugo (Banyuwangi), Ahtoi Poros (Kalimantan), dan Luk Luk Lumbu (Banyuwangi).
Ya, tujuh lagu tersebut akan ditampilkan dalam ajang Lanna International Choir Competition 2016 di Chiang Mai, Thailand, pada 19 Oktober. Konser tersebut sekaligus menjadi pre-competition konser Smamda Voice menuju lomba paduan suara di Thailand.
Koordinator Smamda Voice Dewi Fardilahsani mengatakan, konser tunggal itu merupakan mimpi paduan suara SV sejak 2014. Keinginan membuat konser di Sidoarjo muncul ketika tim SV mengikuti Busan Choral Festival Competition 2014 dan menyabet medali perak. Mimpi membuat konser sendiri semakin kuat ketika mereka masuk 10 besar terbaik di ajang Bali International Choir Festival 2015.
”Ini mimpi kami untuk membuat konser SV. Itu sebabnya, kami bikin tema Feel the Dreams Come True,” kata siswa kelas XII Smamda tersebut.
Dewi menuturkan, konser itu dipersiapkan sejak awal Januari. Konser tersebut juga melibatkan alumni Smamda yang pernah tergabung dalam paduan suara SV. Selain itu, tim SV berkolaborasi dengan tim paduan suara dari Purwacaraka Sidoarjo yang bernama Shine Harmony Choir dan Twinkle Harmony Choir.
”Tim paduan suara Smamda ini adalah ekstrakurikuler yang memiliki sistem kekeluargaan yang cukup kuat,” ungkapnya.
Total ada 40 anggota yang terlibat dalam tim paduan suara. Seluruh anggota tersebut terpilih melalui seleksi yang cukup ketat. Pada seleksi pertama, 150 anak yang lolos sempat tampil di depan Presiden Joko Widodo di Tugu Pahlawan pada acara peringatan Hari Pahlawan pada 9 November. Hingga akhirnya, seleksi dikerucutkan menjadi 40 anak. ”Proses seleksi cukup panjang, sekitar 1,5 bulan,” katanya.
Dewi mengatakan, seluruh konsep dan persiapan konser dikerjakan oleh tim SV. Begitu pula penataan panggung dan penjualan tiket. ”Kami dibantu oleh alumni SV,” ujarnya. Konsep pertama SV itu terbilang sukses. Sebab, 400 kursi yang disediakan habis terpesan. Bahkan, penonton bukan hanya dari lingkungan Smamda, melainkan juga masyarakat umum. ”Sudah jauh-jauh hari tiket sold out,” ungkapnya.
Dalam konser kemarin, para alumni SV ikut tampil. Begitu juga dua tim paduan suara dari Purwacaraka Sidoarjo. Pada pengujung acara, ketiga tim paduan suara tampil bersama dengan sangat apik.
Dalam ajang Lanna International Choir Competition 2016 di Thailand nanti, tim SV bersaing dengan 70 peserta dari 10 negara di dunia. Kali ini SV akan mengikuti dua kategori kompetisi. Yakni, lagu klasik dan daerah. ”Ini lomba kali pertama yang kami ikuti di Thailand. Semoga sukses,” tandasnya. (ayu/c6/pri)