Jawa Pos

Buat Kompos dan Racik Obat Herbal

Kesan hijau nan segar terlihat saat memasuki lingkungan SD Hang Tuah 10. Tanaman tumbuh subur dan berjajar rapi di setiap sudut sekolah. Sampah pun tak tampak. Pantas saja, predikat sekolah adiwiyata mulai kabupaten, provinsi, dan nasional disematkan ling

-

BUKAN tanpa alasan gelar prestisius di bidang lingkungan hidup diperoleh SD Hang Tuah 10. Sekolah yang berlokasi di dekat Terminal 2 (T2) Bandara Juanda itu aktif menyelengg­arakan kurikulum pendidikan lingkungan hidup (PLH) sejak September 2008. Kurikulum tersebut merupakan respons pihak sekolah terhadap sosialisas­i Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jatim tentang sekolah adiwiyata.

Arina Wardhani, 53, dan Soeyatni, 45, dipercaya sebagai pengelola program adiwiyata di SD Hang Tuah 10. Mereka menyelengg­arakan beberapa program unggulan terkait pengolahan sampah dalam level sekolah. Salah satunya adalah minat komposting.

Komposting merupakan kegiatan mengolah sampah basah menjadi kompos melalui pembusukan. Karena itu, murid yang tergabung dalam tim komposting SD Hang Tuah 10 sudah terbiasa mengelola sampah. Dengan luwes, mereka masuk ke tempat sampah sekolah. Tim komposting mengaduk-aduk sampah basah yang sebagian besar berupa daun. Mereka membolak-baliknya dengan tangan yang terbungkus sarung tangan.

Misalnya, yang dilakukan Deba Alya Ghetsa, 9, dan Aulia Shani, 9. Dua siswi kelas IV itu tak merasa jijik ketika harus mengaduk sampah. ”Rasanya senang pas pupuknya sudah jadi,” ujar Aulia.

Seluruh kompos yang sudah jadi digunakan memupuk tanaman di semua sudut sekolah. Arina menambahka­n, pemahaman dan pendekatan menjadi kunci agar anak-anak mau berperan aktif. ”Metode kegiatanny­a dipadu dengan banyak cara,” imbuhnya.

Soeyatni melanjutka­n, agenda pembelajar­an PLH bukan hanya komposting. Ada juga aktivitas menanam tanaman obat, mempelajar­i khasiatnya, dan meraciknya dengan bahanbahan alami. Selain itu, ada poster tentang peduli lingkungan dan pengelolaa­n sampah. Mereka juga mempelajar­i aktivitas pertanian di areal persawahan. ” Tiap satu semester, kami mengadakan kemah hijau,” ujarnya.

Pada kemah hijau tersebut, 130 anak yang tergabung dalam ekstrakuri­kuler PLH bi sa berkumpul serta melakukan semua agenda kepedulian lingkungan dan sampah ber sama-sama. ”Anak- anak benar- benar men di rikan tenda dan bahkan masak sendiri,” tutur Soeyatni.

Selain itu, SD Hang Tuah 10 memiliki galeri kerajinan. Lokasinya terletak di pojok halaman belakang dan berdekatan dengan aula kesenian. Di galeri kerajinan tersebut, berbagai karya penggunaan kembali limbah sampah dibuat dan disimpan. ( via/c5/dio)

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ?? BERKREASI: Murid SD Hang Tuah 10 merangkai barang bekas di galeri kerajinan. Ruangan ini khusus digunakan untuk menyimpan dan membuat karya-karya siswa yang terbuat dari barang bekas.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS BERKREASI: Murid SD Hang Tuah 10 merangkai barang bekas di galeri kerajinan. Ruangan ini khusus digunakan untuk menyimpan dan membuat karya-karya siswa yang terbuat dari barang bekas.
 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ?? MEMILAH: Gendhis merapikan kardus bekas di bank sampah SD Hang Tuah 10.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS MEMILAH: Gendhis merapikan kardus bekas di bank sampah SD Hang Tuah 10.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia