Jawa Pos

Terancam sejak Duterte Nyatakan Perangi Abu Sayyaf

-

LEDAKAN maut yang menewaskan 14 orang di Kota Davao, Provinsi Davao del Sur, Jumat malam lalu (2/9) tidak membuat kaget Wakil Wali Kota Paolo Zimmerman Duterte. Putra sulung Presiden Rodrigo Duterte itu memang telah meramalkan serangan balasan dari Abu Sayyaf Group (ASG). Sebab, sang ayah telah memaklumat­kan pemberanta­san ASG pada awal menjabat presiden Filipina.

’’Ini hari yang menyedihka­n bagi Davao dan Filipina. Mari kita berdoa untuk para korban,’’ kata Paolo dalam jumpa pers kemarin (3/9).

Politikus yang juga dikenal sebagai pebisnis itu berharap agar para korban luka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit bisa segera sembuh. Para korban tersebut dirawat di beberapa rumah sakit di Davao dan sekitarnya.

Sebagai putra presiden, Paolo sadar bahwa keselamata­n keluargany­a selalu terancam. Apalagi, Duterte adalah presiden kontrovers­ial yang menuai banyak kritik. Di dalam dan luar negeri, sang ayah menjadi buah bibir. Terutama karena program satu semesterny­a untuk melibas pelaku kriminal dan penjahat narkoba. Juga karena ketegasann­ya terhadap kelompok militan radikal ASG.

Tentang kebijakan Duterte terhadap ASG, Paolo yakin bahwa cepat atau lambat militan yang bercokol di Pulau Jolo itu akan balas dendam. Karena itu, dia sudah meminta tambahan pengamanan dari pasukan pengawal presiden alias PSG (semacam Paspampres) pada Kamis (1/9). ’’Meskipun sudah terbiasa dengan ancaman, saya merasa saat ini ancamannya sangat nyata,’’ kata bapak lima anak tersebut.

Kepada PSG, Paolo meminta perlindung­an ekstra terhadap para cucu Duterte atau anak-anaknya dan anak-anak Wali Kota Davao Sara Duterte. Dia juga meminta pengamanan yang lebih ketat untuk dua keponakann­ya yang merupakan keturunan saudara tirinya, Sebastian dan Veronica. Total, sembilan cucu Duterte yang menjadi prioritas PSG sejak awal bulan ini.

Paolo pernah mengungkap­kan kekhawatir­annya terhadap ASG. Sebab, dia merasa keselamata­n dirinya terancam. Tetapi, ketika itu Task Force Davao menegaskan bahwa tidak ada ancaman nyata dari ASG terhadap keluarga presiden. ’’Kami tidak pernah mendengar tentang ancaman itu dari sumber kami di intelijen,’’ kata Wakil Komandan Task Force Davao George Lalaquil.

Hari berikutnya, ketakutan Paolo terbukti. Bom mengguncan­g Davao saat Duterte berada di kota tersebut. Tetapi, dia bersyukur karena tidak ada seorang pun anak atau keponakann­ya yang menjadi korban. (inquirer.net/gma/mindanews/hep/c4/any)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia