Kuliah sambil Jualan Kue, Raih IPK 3,6 di Universitas Ciputra
Isabella Maharani, pengidap penyakit langka muscular dystrophy (MD), tetap bersemangat menjalani hidup. Meski tubuhnya digerogoti penyakit langka yang tidak ada obatnya, gadis 28 tahun itu tetap berusaha hidup mandiri. Padahal, untuk berjalan saja, dia se
BELLA berjalan sangat pelan saat menyambut kedatangan koran ini yang berkunjung ke rumahnya di kawasan Perumahan Bukit Tidar Blok T/12 A, Kota Malang, Kamis (1/9). Dengan didampingi ibunya, Hita Sukrisno, Bella menyapa dengan ramah. Gadis berambut sebahu dan berkacamata tersebut tampil simpel dengan mengenakan kaus oblong biru dan celana jins pendek meski punya keterbatasan fisik. Dia mengidap muscular dystrophy (MD). Yakni, penyakit kelainan bawaan yang melibatkan kelemahan otot dan hilangnya jaringan otot. Penyakit itu mengakibatkan pemburukan otot-otot secara progresif dari waktu ke waktu dan bisa berakhir pada kelumpuhan.
Meski begitu, di hadapan koran ini, Bella selalu mengumbar wajah ceria. Dia pun tak lupa mengeluarkan canda gurau. Bella ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja. Padahal, kondisi Bella sebenarnya terus memburuk dari hari ke hari. ” Tapi, hari ini adalah hari terbaik yang saya miliki,” kata putri pasangan Harto dan Hita Sukrisno tersebut lalu tersenyum.
Bella menyatakan, sejak umur 5 tahun, dia diketahui mengidap penyakit langka. Padahal, penyakit itu sebenarnya sudah diderita sejak lahir. Namun, dia baru mengetahui saat duduk di bangku playgroup (taman kanak-kanak). ”Waktu itu, saya tiba-tiba jatuh ketika berjalan. Setelah diperiksakan ke dokter, saya positif mengidap MD,” ungkapnya.
Menurut gadis kelahiran 24 Juni 1988 tersebut, penyakit kelainan bawaan itu merupakan turunan dari ayahnya. Saat ini sang ayah sudah tidak bisa berjalan dan hanya beraktivitas di rumah. Ayah Bella diketahui mengidap muscular dystrophy pada usia 35 tahun. Sejak saat itu, kondisi ayahnya terus memburuk dan sekarang tidak bisa berjalan.
Bahkan, penyakit tersebut juga diidap adik Bella, Yeremia Martin, 24. Martin diketahui mengidap muscular dytrophy pada usia 11 tahun. Kini adiknya masih bisa berjalan dan kondisinya lebih baik daripada Bella. ”MD ini bisa disebut penyakit pengerutan otot,” ujar anak pertama dari dua bersaudara itu.
Penyakit MD yang diderita Bella menyerang bagian tulang panggul hingga kaki. Bella mengaku tidak pernah merasakan sakit, tapi hanya lemas di bagian kaki. Bahkan, saat dia ingin berjalan sekitar 5 meter saja, dia mengaku harus mempersiapkan energi yang berlebih.
Bella menyatakan, saat kuliah di Universitas Ciputra Surabaya, dia sempat menggunakan kursi roda. Prestasi akademiknya menonjol saat kuliah. Buktinya, IPK-nya mencapai 3,6.
Setelah lulus kuliah, Bella berangkat ke Jakarta atas ajakan saudaranya. Dia membuka usaha puding tiga dimensi di sana. Dia mengungkapkan, saat itu usahanya cukup ramai karena pudding art di Jakarta tidak se-booming di Surabaya. ”Saya sempat berjualan di Jakarta selama dua setengah tahun,” jelasnya.
Hingga pertengahan 2015 lalu, saat musim tart butter cream, Bella tertarik membuatnya. Dia mengikuti les untuk membuat red flower butter cream. ”Namun, setelah saya lihat orangorang yang makan kue tar, butter cream itu enggak pernah dimakan,” katanya. (*/ lid/ c5/ ano)