Latar Belakang Nonbasket dan Mental ”Becak Solar”
Kemenangan SMAN 1 Blitar di laga final Honda DBL East Java Series 2016 memang luar biasa dramatis. Di balik keseruan malam Jumat (2/9), terselip kisah menarik para pemain Smasa, sebutan SMAN 1 Blitar. Kerja keras mereka akhirnya terbayar dengan membawa pu
final party
DI balik skill individu pemain yang mumpuni, beberapa pemain Smasa ternyata punya latar belakang olahraga yang berbeda. Misalnya, Derry Akbar ( forward) yang dulunya adalah pemain bulu tangkis tingkat Kabupaten/Kota Blitar dan M. Rio Arbianto yang juga atlet karate. Ada juga Dani Christian ( guard) yang pernah meraih juara bridge di Wali Kota Cup saat SD. Juga, sang kapten Naja Nazzala yang merupakan atlet selam.
Tak hanya dari background olahraga nonbasket. Awan Insan ( forward) juga aktif ikut tim choir di sekolahnya yang tahun ini tampil di Korea Selatan.
”Dengan bermacam-macam pengalaman, saya tertantang untuk melatih pemain agar menjadi unggulan. Karena itu, kami selalu menekankan untuk bermain lepas di pertandingan kemarin,” ungkap Erwan Budi, coach Smasa Blitar.
Selain itu, latihan yang diberikan Erwan kepada para pemain juga unik. Untuk membentuk mental pemain, dia rutin memberikan tantangan. ” Yang kalah harus menuruti kata pemenang,” kata Dani, asisten coach.
”Biasanya, yang kalah disuruh menyanyi Indonesia Raya di perempatan lampu lalu lintas,” lanjutnya. Hal itulah yang membentuk mental tangguh Smasa. Selain itu, memperkuat
jadi salah satu fokus latihan mereka. Salah satunya, menggosok gigi bergantian menggunakan satu sikat gigi yang sama. ”Dampaknya, kami merasa memiliki satu sama lain,” ujar Refy Pramudya, guard Smasa.
Sejak mengikuti liga Honda DBL 2012, Smasa langsung bisa menembus final south region. Sayangnya, saat itu, Smasa yang menjadi tim kuda hitam harus menelan kekalahannya atas SMA Kolese St Yusup Malang, dengan selisih skor setengah bola.
Pada musim selanjutnya, Smasa terus berlatih keras. ”Setelah lima tahun berlaga, akhirnya kami bisa menjadi champion East Java,” kata Erwan.
Semangat yang dimiliki tiap pemain juga menjadi salah satu faktor. ”Kami punya semangat becak solar. Dari yang awalnya mengayuh sekuat tenaga, lalu diberi bahan bakar berupa solar. Akhirnya, kami tak terhentikan,” ungkap Naja, sang kapten, dengan bangga. (fri/raf/c5/wka)