Ulah Brutal Anggota Geng Ganas
Polisi Bekuk Pelaku Teror Lempar Batu
SIDOARJO – Polisi akhirnya berhasil meringkus dua pelaku teror lempar batu di Jalan Raya Sarirogo, Sidoarjo. Yakni, Moh. Nur Romadhoni alias Nyambek, 20, dan Puguh Prasetyo alias Kebo, 25. Keduanya dikenal sebagai anggota geng gabungan anak nakal Sawocangkring (Ganas), Wonoayu
Ulah brutal pada 3 Agustus tidak hanya membuat sejumlah mobil rusak terkena lemparan batu saat melintas di Jalan Sarirogo, tetapi juga merenggut nyawa M. Mustofa, seorang guru mengaji (ustad) di Pondok Pesantren (Ponpes) Ahlusshofa Walwafa, Wonoayu.
Dua pelaku merupakan warga Dusun Lumbung, Desa Sawocangkring, Kecamatan Wonoayu. Kini keduanya sudah meringkuk di sel tahanan Mapolres Sidoarjo. Polisi bakal menjerat pasal berlapis terhadap para tersangka. Dengan demikian, ancaman hukuman untuk mereka tampaknya bakal berat.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, keduanya tertangkap di dua lokasi yang berbeda. Awalnya, petugas meringkus Dhoni pada Rabu (31/8) sekitar pukul 15.00. Dia dibekuk saat mencari ikan di telaga bersama bapaknya. Dari keterangan Dhoni, polisi kemudian mengamankan Puguh pada Kamis (1/9) sekitar pukul 01.00.
Saat diringkus, Puguh sedang berada di jalan kampung dekat rumahnya. ”Berawal dari keterangan tujuh saksi yang sudah kami periksa, dua pelaku akhirnya dapat kami tangkap,” ujar Kasatreskrim Polres Sidoarjo AKP M. Wahyudin Latif kemarin (3/9).
Setelah penangkapan, ucap Latif, pihaknya melakukan pemeriksaan mendalam terhadap dua tersangka. Untuk melengkapi keterangan dari tersangka, polisi juga melaksanakan rekons- truksi di lokasi kejadian pada Jumat malam (2/9).
Dalam reka ulang itu, ada empat adegan utama yang diperagakan tersangka. Mulai pengambilan batu di depan SPBU Sarirogo, mengatur posisi boncengan, melempar batu ke arah mobil, hingga posisi mobil korban yang menabrak tiang penerangan jalan umum (PJU) setelah dilempar batu. ”Untuk membuktikan peran setiap pelaku,” jelasnya.
Namun, mantan Kasatreskrim Polres Banyuwangi tersebut masih belum bersedia banyak bicara soal perkara itu. Dia mengaku masih membutuhkan waktu untuk melakukan penyidikan lebih mendalam terhadap tersangka. ”Untuk detailnya, nanti ada rilis pada Senin (5/9),” katanya.
Sumber Jawa Pos menyebutkan, sebelum melakukan lempar batu, dua tersangka berpesta minuman keras (miras) bersama empat temannya di kampung. Sekitar pukul 21.00, mabuk-mabukan tersebut selesai. Dua tersangka lantas berboncengan dengan sepeda motor menuju kawasan Gading Fajar, Sidoarjo. Di sana mereka ngopi hingga pukul 22.30.
Saat nongkrong di warkop itu, Dhoni mendapat pesan singkat (SMS) dari temannya. Mereka diminta berkumpul di SPBU Sarirogo. Mendapati ajakan tersebut, keduanya lantas pergi.
”Di pom bensin ada sepuluh orang yang sudah menunggu. Mereka adalah kelompok yang menyebut dirinya geng Ganas,” ungkap sumber Jawa Pos.
Begitu tiba di SPBU Sarirogo, Dhoni langsung turun dari sepeda motor, sedangkan Puguh memilih duduk-duduk di atas sepeda motornya. Kabarnya, Dhoni dan teman-temannya berkumpul untuk membahas masalah tawuran dengan komunitas sepeda motor. Sekitar pukul 01.00, Dhoni mengajak Puguh pergi.
Baru beberapa meter keluar area SPBU, Puguh yang menjadi joki sepeda motor mengaku mendengar suara benturan. Brakkk!!! Puguh lantas menoleh ke belakang dan melihat sebuah mobil Honda Mobilio yang baru saja berpapasan dengan sepeda motornya berhenti. Kaca depannya pecah karena lemparan batu.
Spontan, Puguh bertanya kepada Dhoni. ”Siapa yang melempar batu ke arah mobil tersebut?” tanyanya. Ternyata, Dhoni mengaku sebagai pelakunya. Saat itu Dhoni menjawab dengan enteng tanpa merasa bersalah. ” Salahe dewe gak gelem minggir (salah sendiri tidak mau menepi, Red),” jawab Dhoni seperti ditirukan sumber.
Dua pemuda berandal tersebut tidak berhenti. Puguh tetap menggeber laju sepeda motor ke arah utara. Sepeda motornya baru berhenti di depan Perumahan Griya Bhayangkara Permai, Desa Kebon Agung, Sukodono. Setelah itu, keduanya balik ke SPBU Sarirogo yang sebelumnya menjadi tempat nongkrong teman-temannya tersebut.
Dhoni dan Puguh pun membaur. Mereka bersikap biasa saja seakan tidak pernah melakukan tindakan brutal kepada pengguna jalan. ”Dua pelaku sempat minta rokok ke teman-temannya sebelum akhirnya kembali pergi,” ucapnya.
Sebelum pergi, Dhoni ternyata kembali mengambil sebongkah batu paving. Dia mendekapnya dengan dua tangan agar tidak terlihat. Sepeda motornya lantas melaju ke utara. Beberapa saat kemudian, Puguh kembali mendengar suara benturan. Kali ini suaranya lebih keras. Mobil langsung oleng setelah terkena lemparan. Akhirnya, mobil Toyota Avanza itu menabrak tiang PJU. Belakangan diketahui bahwa mobil itulah yang kemudikan Mustofa.
Sepeda motor yang ditumpangi Puguh dan Dhoni tetap melaju kencang. Mereka lantas berhenti di Jalan Desa Sawocangkring. Sekitar sepuluh menit berselang, sepuluh temannya menyusul kembali ke desa. Di tengah jalan, ada yang melihat kecelakaan mobil tersebut dan mengambil gambarnya.
Setiba di kampung, salah seorang di antaranya sempat menunjukkan foto kondisi mobil yang menabrak tiang PJU. ”Dua pelaku (Puguh dan Dhoni) juga melihat foto itu. Puguh lantas mengaku kepada teman-temannya bahwa mobil tersebut oleng karena dilempar batu oleh Dhoni,” jelasnya.
Nah, berkat kerja keras jajaran kepolisian dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, akhirnya terungkaplah kasus teror lempar batu di Jalan Sarirogo itu. Buntut kasus tersebut membuat sejumlah kalangan geram. Termasuk Bupati Saiful Ilah. Maklum, kasus serupa beberapa kali terjadi di wilayah hukum Polres Sidoarjo. (edi/jos/c20/hud)