Kaligrafi Giri Rambah Luar Negeri
Punya Potensi Kuat Jadi Kerajinan Berkelas
GRESIK – Perajin kaligrafi Kota Giri telah merambah luar negeri. Karya mereka diminati kolektor dari negeri jiran seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, bahkan Tiongkok. Untuk pangsa pasar lokal, mereka menunggu wisatawan yang berkunjung ke Kota Pudak.
’’Selama ini media promosi hanyalah pameran. Selebihnya bergantung jumlah wisatawan yang datang,’’ ujar Banani Ibnu Abbas, seorang perajin kaligrafi di Giri, saat ditemui di rumahnya kemarin (3/9). Lelaki 67 tahun tersebut menyatakan ingin mengembangkan usaha dan promosi. Tetapi sulit mencari tenaga kerja.
Ibnu menuturkan, minat kerja di bidang kerajinan memang masih minim. Anak-anak muda lebih tertarik jadi buruh di perusahaan. Alasannya, pendapatan dari kerajinan kaligrafi tidak pasti. Peminatnya terbatas. ’’Padahal, keadaannya bisa berubah 180 derajat. Saat ada momen, kami bisa mendapat jutaan rupiah sehari,’’ kata lelaki yang menekuni kaligrafi selama 25 tahun itu.
Ibnu menegaskan, kaligrafi produk asal Giri memang khas. Peminatnya banyak. Bukan hanya masyarakat lokal dan nasional. Kini kolektorkolektor seni dari luar negeri mulai memesan. Kerajinan tangan asal Giri populer di Jakarta. Karya seni itu dipajang di beberapa gedung kementerian dan jadi suvenir pejabat kelas atas. ’’Peminat dari luar negeri terus bertambah. Tahun lalu (2015, Red) ada 15 pemesan dari luar negeri,’’ tambah lelaki asli Gresik tersebut.
Ibnu memastikan karyanya sudah menyebar ke Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Ada pula yang sudah masuk ke Tiongkok. Pembuatan kaligrafi Giri memang lebih rumit. Hasilnya dikangeni. Orang tertarik dengan desain dan bentuk hurufnya yang kecil-kecil. Minat masyarakat juga muncul saat melihat penataan jarak huruf dan piguranya yang terbuat dari kayu pinus. Satu kaligrafi bisa menghabiskan waktu 2–3 bulan. ’’Harga bergantung ukuran dan desain,’’ tambah Ibnu. Kaligrafi berukuran kecil sekitar Rp 2 juta. Ada pula yang dihargai Rp 45 juta.
Kepala Seksi (Kasi) Peningkatan Iklim Usaha Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik Ismiyati menyatakan, kaligrafi menjadi salah satu kerajinan unggulan daerah. Kondisi itu dipengaruhi posisi Gresik sebagai kota religi. Jadi, peminatnya terus meningkat. Ismiyati yakin dengan potensi ekspor kerajinan tersebut.
’’Memang, kaligrafi menjadi suvenir wisatawan. Terutama peziarah yang kantongnya tebal,’’ katanya. Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Gresik itu menegaskan, kaligrafi menjadi salah satu produk unggulan di setiap pameran. Namun, gerak para perajin masih kurang. Keinginan mengembangkan pasar belum banyak. Dia memprediksi kendalanya ada pada anggaran promosi yang besar. (hen/c15/roz)