Jawa Pos

Lahir dari Bokongisor, eh, Asli di Bokongisor

Sidoarjo memiliki 18 kecamatan dengan 325 desa dan 28 kelurahan. Kampung-kampung lawas di Kota Delta mencapai ribuan. Mereka memiliki nama-nama yang unik. Kampung-Kampung Bernama Unik di Kota Delta

-

PIYE rasane turu nang bokong (bagaimana rasanya tidur di atas bokong?) Kalimat tanya tersebut terlontar dari teman-teman Supartono. Pria paro baya itu selalu diledek sejak kecil. Ledekan tersebut mengarah pada sebuah daerah yang menjadi tempat tinggal Supartono.

Ya, Supartono memang tinggal di sebuah bokong. Eh, di kampung bokong. Tepatnya di kampung Bokong Duwur. Kampung itu dan tiga kampung lain, Klanting, Wonosari, dan Bokong lain, Bokongisor, masuk dalam Desa Klantingsa­ri, Kecamatan Tarik. ’’Asli terlahir dari Bokongisor. Eh, asli lahir di Bokongisor,” ujarnya, lantas tertawa ngakak.

Bagi orang yang tidak terbiasa, Bokong yang dipakai sebagai nama kampung tentu sangat janggal. Tapi, warga sekitar sudah terbiasa. Bokong Duwur dan Bokongisor berada di ujung barat Sidoarjo. Yang tak terbiasa ke sana tentu tak mudah menemukan dua kampung tersebut. Selain jauh dari jalan utama, papan nama atau petunjuk arah nihil. ’’Rencananya, mau dibikin papan nama yang besar, tapi belum terlaksana,” lanjut ayah dua anak itu.

Untuk menuju kampung Bokong Duwur dan Bokongisor, jalur paling mudah adalah lewat pasar Prambon ke barat. Melewati jalan kecil di sisi utara sungai yang berjarak 2 kilometer. Sampai di pertigaan jalan, belok kanan mengikuti sungai sekunder yang berukuran cukup lebar. Di barat sungai, terdapat perkampung­an, kampung Bokong Duwur dan Bokongisor. Sementara itu, di timur sungai, persawahan terbentang luas.

Kenapa dinamakan kampung Bokong? Konon, di daerah perkampung­an, ada mbok rondo yang akan menyeberan­g sungai. Saat itu tidak ada jembatan. Hanya ada tretek (sasak). Karena itu, mbok rondo tersebut nekat njegur sungai. Lantaran sungai cukup dalam, si mbok harus nyincing sewek.

Awalnya, air hanya sedengkul. Tapi, lama-kelamaan sungai tambah dalam. Bokongnya yang masih sintal, semok, dan montok terlihat. Ketika sampai di wilayah bokong ngisor, yang terlihat hanya bokong bagian bawah. Karena itu, muncul nama Bokongisor.

Ketika itu air agak penuh sehingga lama sekali untuk sampai tujuan. Si mbok mencari tempat yang agak dangkal, tapi malah tambah dalam. Cincingan semakin ke atas (ke duwur). Alhasil, semua bagian bokong terlihat, lalu dinamakan Bokong Duwur. ’’Sebenarnya ada bokong tengah, tapi orang-orang saru. Akhirnya dilebur. Sopo gelem kecepit tengah e bokong, Mas?” ujar Supartono, lalu terkekeh.

Lantaran nama yang unik, penduduk kampung tersebut sering jadi sasaran olok-olok. Selain Supartono, Eko Cahyono sering diejek teman. Bahkan, pria 29 tahun itu sering dipanggil bokong. ’’Banyak orang Sidoarjo yang belum tahu,” ujar pria yang pernah menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Komunikasi Universita­s Muhammadiy­ah Sidoarjo tersebut. ( Fajrin Marhaendra Bakti/c16/dio)

 ?? FAJRIN MARHENDRA BAKTI/JAWA POS ?? KAMPUNG BOKONG: Kawasan Dusun Bokong Duwur, Desa Klantingsa­ri, Kecamatan Tarik. Sejarah nama bermula dari mbok rondo yang akan menyeberan­g sungai.
FAJRIN MARHENDRA BAKTI/JAWA POS KAMPUNG BOKONG: Kawasan Dusun Bokong Duwur, Desa Klantingsa­ri, Kecamatan Tarik. Sejarah nama bermula dari mbok rondo yang akan menyeberan­g sungai.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia