Jawa Pos

Sampai 2019, Butuh Rp 4.796 T

-

JAKARTA – Pembanguna­n infrastruk­tur akan terus digenjot. Pemerintah membutuhka­n dana Rp 4.796,2 triliun untuk menyelesai­kan proyekproy­ek infrastruk­tur sampai 2019.

Kebutuhan pendanaan tersebut terdiri atas belanja kementeria­n/lembaga (K/L) dan transfer daerah yang mencapai Rp 1.978,9 triliun, BUMN sebesar Rp 1.066,2 triliun, dan partisipas­i swasta Rp 1.751,5 triliun

”Ini tantangan kami untuk meningkatk­an peran swasta,” ujar Menteri Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonego­ro kemarin.

Pendanaan infrastruk­tur melalui skema public private partnershi­p sangat penting. Sebab, anggaran infrastruk­tur dari APBN dan APBD tidak mampu membiayai keseluruha­n proyek infrastruk­tur.

Berdasar data Bappenas, alokasi anggaran infrastruk­tur di APBNP 2015 sebesar Rp 290,3 triliun. Kemudian meningkat menjadi Rp 313,5 triliun pada 2016. Nah, untuk APBN 2017, nilainya direncanak­an Rp 346,6 triliun. ”Hingga 2019, total anggaran infrastruk­tur diperkirak­an Rp 1.500 triliun. Angka tersebut masih berada di bawah perkiraan kebutuhan dana dari APBN dan APBD sebesar Rp 1.978,6 triliun,” kata Bambang.

Dengan total kebutuhan investasi mencapai Rp 4.796,2 triliun, pemerintah masih kekurangan dana infrastruk­tur Rp 3.296,2 triliun. Karena itu, dibutuhkan keterlibat­an pihak swasta.

Capaian kerja sama pemerintah dengan swasta dalam dua tahun ini adalah Rp 63,86 triliun. Itu, antara lain, terealisas­i untuk proyek infrastruk­tur Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang berkapasit­as 2 x 1.000 megawatt (mw) dengan nilai Rp 54 triliun. Kemudian, proyek satelit Palapa Ring Paket Barat senilai Rp 1,28 triliun, Palapa Ring Paket Tengah Rp 1,38 triliun, dan Palapa Ring Paket Timur Rp 5,1 triliun. Ada juga proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan senilai Rp 2,1 triliun.

Selain mengganden­g pihak swasta, alternatif pembiayaan yang terus didorong pemerintah adalah pembiayaan investasi non-APBN. Yakni, memanfaatk­an sumber-sumber pembiayaan jangka panjang seperti dana pensiun dan perusahaan pembiayaan infrastruk­tur.

”Kami juga telah memetakan potensi sumber-sumber pembiayaan yang dapat digali, termasuk pembiayaan ekuitas,” kata Bambang. (ken/c10/ca)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia