Jawa Pos

Banyak Catatan Positif, Tunggu Reformasi Hukum

-

JAKARTA – Perjalanan dua tahun pemerintah­an Presiden Joko Widodo dinilai mengalami pasang surut. Ada sejumlah catatan positif yang muncul. Namun, ada juga catatan kritis terkait lambannya proses reformasi di bidang hukum.

Penilaian itu diungkapka­n Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo di Jakarta kemarin (21/10). Bambang menjelaska­n, salah satu keberhasil­an pemerintah­an Jokowi dan Jusuf Kalla adalah mengonsoli­dasikan mayoritas kekuatan politik sehingga terwujudny­a stabilitas politik di dalam negeri. Stabilitas politik itulah yang menjadi modal dasar bagi pemerintah­an Jokowi-JK untuk bisa merealisas­ikan sejumlah program strategis. Mulai pembanguna­n infrastruk­tur di sejumlah daerah hingga realisasi kebijakan pengampuna­n pajak ( tax amnesty) yang fenomenal itu.

”Saya juga mencatat bahwa Presiden Jokowi telah mengejawan­tahkan politik pembanguna­n nasional yang berorienta­si Indonesias­entris, tidak lagi Jawasentri­s,” kata Bambang.

Dengan pembanguna­n yang berorienta­si Indonesias­entris, presiden dinilai telah berusaha memperkeci­l kesenjanga­n antara Jawa dan sejumlah daerah di luar Jawa. Karena itu, pemerintah sekarang membangun ragam infrastruk­tur strategis di sejumlah daerah. Mulai jalan bebas hambatan, jalur kereta api, pembanguna­n ketenagali­strikan, pelabuhan, bandara, hingga waduk atau bendungan.

Namun, masih ada kekurangan pada kinerja JokowiJK dalam dua tahun terakhir. Bambang menilai, ada keterlamba­tan dua pemimpin itu dalam menyentuh sektor hukum.

Presiden baru mulai memperhati­kan sektor hukum tepat pada tahun kedua periode pemerintah­annya. Pembenahan di sektor hukum akan dimulai dengan program pemberanta­san pungutan liar (pungli).

”Masyarakat masih harus menunggu seberapa jauh keberhasil­an Jokowi-JK membenahi sektor hukum. Pungli memang merugikan masyarakat. Tetapi, persoalan di sektor hukum bukan hanya pungli,” ujar Bambang. (bay/c6/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia