Jawa Pos

Tersandung Isu Sensitif

Trump Dicemooh Tamu Jamuan Formal

-

NEW YORK – Jamuan tahunan Al Smith Dinner menjadi ajang pertemuan perdana Hillary Clinton dan Donald Trump pascadebat ketiga. Kamis malam (20/10), dua calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) duduk mengapit Kardinal Timothy Dolan. Meski nuansa kekeluarga­an sangat kental dalam acara santap ma l am itu, dua tokoh tetap saling serang.

”Di hadapan publik, dia purapura tidak membenci (umat) Katolik,” kata Trump tentang Clinton. Mendengar kalimat itu, Dolan yang merupakan kepala Keuskupan Agung New York langsung mendongak. Kedua matanya menatap lekat capres Partai Republik yang sedang berdiri di sebelahnya tersebut. Tapi, Trump tidak melanjutka­n kalimat yang langsung menuai kor ” huuuuu” dari para tamu undangan itu.

”Saya tidak tahu siapa yang membuat mereka ini marah, Hillary. Anda atau saya,” lanjut Trump. Dia sengaja menyeret Clinton ke dalam topik sensitif yang dia lempar itu untuk menghindar­i sorotan tajam Dolan. Juga, pandangan miring kalangan berduit serta elite politik yang rela mengeluark­an banyak duit demi tiket jamuan tahunan di Waldorf-Astoria Hotel tersebut.

Al Smith Dinner yang kali pertama dihelat pada 1945 itu memang identik dengan Katolik. Sebab, tradisi tersebut muncul sebagai bentuk penghormat­an umat Katolik AS terhadap mendiang Alfred Emanuel Smith alias Al Smith sebagai capres Katolik pertama di Negeri Paman Sam. Maka, sejak 71 tahun lalu, acara itu selalu menghadirk­an kardinal New York dan tokoh-tokoh Katolik.

Dominasi Katolik dalam acara tahunan itulah yang tampaknya dimanfaatk­an Trump untuk menjatuhka­n Clinton. Maka, saat tiba giliran untuk berpidato, pebisnis 70 tahun tersebut langsung mengangkat topik tentang Clinton dan Katolik. Namun, upaya Trump untuk merusak citra baik lawan politiknya itu justru menjadi bumerang.

Seharusnya, santap malam tahunan yang selalu dihelat pada Kamis ketiga Oktober itu menjadi ajang pelepasan ketegangan para capres setelah melewati tiga debat. Tapi, Trump dan Clinton malah menjadikan acara formal itu sebagai panggung debat keempat. Hanya, kali ini, para penonton debat adalah donatur Alfred E. Smith Memorial Foundation alias masyarakat kelas atas.

”Di balik segala emosi dan ke- tegangan yang mewarnai debat kami berdua semalam (Kamis malam), kami sudah membuktika­n bahwa kami masih saling menghormat­i. Dia pernah mendatangi saya lantas minta maaf, dan dengan sopan saya tegaskan urusan kami berdua akan kami bahas secara resmi begitu saya jadi presiden,” klaim Trump tentang Clinton. Begitu tiba giliran berpidato, Clinton me nye rang balik Trump. Dia juga menyindir sikap dan perilakuny­a terhadap perempuan. Dalam wawancara radio pada 2002, Trump mengatakan bahwa perempuan menjadi tidak menarik begitu memasuki usia 35 tahun. ”Donald memandang Lady Liberty dan memberikan nilai empat. Tapi, nilainya mungkin akan jadi lima setelah Lady Liberty meletakkan obor dan tabletnya dan mengubah tatanan rambutnya,” sindir Clinton.

Jika Trump menjadikan angka 35 keramat karena di usia itu kaum hawa mengalami degradasi penampilan, tidak demikian halnya dengan Clinton. Bagi politikus 68 tahun itu, 45 adalah angka keramat. ”Mari kita lihat bersama. Anda tahu, berapa angka keberuntun­gan seorang perempuan? 45,” tegasnya. Itu karena pemilihan presiden (pilpres) tahun ini merupakan yang ke-45 dan dia optimistis akan menang.

Kamis lalu, Presiden Barack Obama berkampany­e untuk Clinton di Kota Miami, MiamiDade County, Negara Bagian Florida. Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa sikap Trump terhadap hasil pilpres sangat membahayak­an. ”Trump menjadi capres pertama dalam sejarah politik Amerika yang menyatakan bahwa dirinya tidak akan menerima hasil pilpres jika kalah. Dan, itu tidak lucu.” (AFP/ Reuters/BBC/hep/c17/any)

 ?? CARLOS BARRIA/REUTERS ?? TATAPAN KEBENCIAN: Donald Trump memandang ke arah Hillary Clinton saat lagu kebangsaan AS dikumandan­gkan menjelang makan malam Alfred E. Smith Memorial Foundation.
CARLOS BARRIA/REUTERS TATAPAN KEBENCIAN: Donald Trump memandang ke arah Hillary Clinton saat lagu kebangsaan AS dikumandan­gkan menjelang makan malam Alfred E. Smith Memorial Foundation.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia