Repertoar Perkusi Pemanipulasi Suara
JAKSEL – Suara gemuruh mulai menyelimuti panggung. Lalu, disusul suara angin layaknya di tengah alam terbuka. Selanjutnya, bunyi kicauan berbagai jenis burung hingga auman dan dengungan beberapa binatang liar membawa pikiran kami melayang bebas. Seketika atmosfer panggung teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, berubah bak alam liar.
Namun, suara- suara itu tidak berasal dari angin yang berembus atau binatangbinatang liar di alam bebas. Keteraturan yang menciptakan berbagai macam suara alam tersebut berasal dari manupulasi sekumpulan mikrofon. Sore itu (20/10) Speak Percussion asal Australia kembali membawa semangat baru musik ekspresif dengan repertoar transducer.
’’Transducer merupakan wujud live performing antara ruang kinetik dan akustik melalui manipulasi suara yang diciptakan dari beragam jenis mikrofon,’’ ujar Artistic Director Speak Percussion Eugene Ughetti.
Dia menjelaskan, transducer menjadikan mikrofon sebagai salah satu percobaan yang kreatif dengan mengubah fungsi dan keistimewaannya sebagai objek musik yang ekspresif. Dengan begitu, perpaduan teknologi mikrofon dan cahaya menghasilkan manipulasi beragam suara-suara elektronik dan akustik yang unik.
’’Transducer bisa menghasilkan suara baru bagi pendengar. Semakin kecil ruangannya, semakin jelas dan beragam suara yang dihasilkan teknologi mikrofon dari pertunjukkan transducer itu,’’ tutur Ughetti.
Laki-laki yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai penampil musik terbaik di Melbourne Fringe Festival 2012 tersebut menyatakan, butuh sepuluh bulan untuk bisa menciptakan penampilan live music transducer yang kali pertama dibentuk pada 2014 itu.
Transducer menampilkan warna musik yang unik melalui perpaduan mikrofon sebagai alat musik utama dengan beberapa elemen lain. Misalnya, suara plastik, pergerakan bola-bola kecil di dalam stoples, keramik, hingga gong besar yang menghasilkan suara dengungan mistis yang khas.
’’Unik banget sih. Sebab, di Indonesia hanya ada bentuk jadi atau bentuk rekamannya. Namun, yang live transducer seperti ini belum ada,’’ tutur Aisya Zahra, salah seorang penonton. Dia menyatakan, live performance transducer yang ditampilkan Speak Percussion membuat pengetahuannya bertambah. Dia jadi mengerti sebuah manipulasi suara-suara unik bisa diciptakan dari sebuah mikrofon. (wik/c22/ano)