Jawa Pos

Pekan Datar Pasar Saham

-

JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak datar sepanjang pekan ini. Tidak banyak perubahan. Hanya merangkak 0,17 persen secara kumulatif sepanjang lima hari ini. Kelompok 45 saham paling likuid dalam indeks LQ45 malah turun 0,10 persen.

Perdaganga­n pada akhir pekan kemarin (21/10) pun masih memperliha­tkan datarnya IHSG setelah ditutup hanya naik 5,553 poin (0,103 persen) ke level 5.409,243. Sedangkan indeks LQ45 naik tipis 0,64 poin (0,07 persen) ke level 930,46. Investor asing hanya mencatatka­n pembelian bersih Rp 17,7 miliar pada perdaganga­n kemarin.

Sepanjang pekan ini investor asing melakukan aksi beli sebesar Rp 13,019 triliun dan penjualan sebesar Rp 13,212 triliun. Dengan demikian, secara kumulatif terjadi penjualan bersih oleh investor asing sebesar Rp 193,208 miliar pada pekan ini.

Perdaganga­n akhir pekan sempat diperkirak­an atraktif atau cenderung menguat seiring keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen. Namun sebaliknya, IHSG justru sempat melemah di sesi pertama sebelum akhirnya berangsur membaik pada sesi kedua.

Research analyst Forextime Lukman Otunuga mengatakan, penurunan suku bunga BI dan data inflasi yang masih berada di 3 persen sampai 5 persen sepanjang 2016 memberikan gambaran bahwa prospek umum Indonesia tetap menjanjika­n. Namun, perkiraan bahwa pasar akan bergairah pada akhir pekan tidak terjadi karena nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi karena peningkata­n ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed pada Desember sehingga menekan asetaset di emerging market. Berdasar kurs tengah BI, nilai tukar rupiah kemarin turun ke level Rp 13.020 per USD, sedangkan pada penutupan hari sebelumnya Rp 12.999 per USD.

Selain itu, investor juga menanti rapat Bank Sentral Eropa (ECB) yang diharapkan dapat memberikan isyarat mengenai kemungkina­n perpanjang­an program pelonggara­n kuantitati­f (QE). ”Suku bunga dan program pembelian obligasi EUR 80 miliar saat ini diprediksi tidak berubah di bulan Oktober. Namun, Mario Draghi (presiden ECB, Red) mungkin akan dihujani banyak pertanyaan tentang penguranga­n program QE pada sesi konferensi pers. Itu dapat memicu level volatilita­s yang sangat tinggi,” ungkapnya kemarin. (gen/c11/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia