Konsumsi Rendah Landaikan Tingkat Inflasi
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi pekan kedua Oktober 0,04 persen. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menyatakan, inflasi yang landai tersebut disebabkan rendahnya konsumsi dan turunnya harga komoditas. Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi penyumbang rendahnya inflasi.
”Ini sejalan dengan masih lemahnya permintaan domestik, kecenderungan menurunya harga input industri global, dan stabilnya rupiah,” ujarnya kemarin.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, bank sentral yakin inflasi hingga akhir tahun ini bisa sesuai perkiraan. Perry menyatakan, hal itu dipengaruhi adanya perbaikan dari sisi permintaan domestik. Namun, perbaikan permintaan tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kapasitas produksi swasta saat ini.
”Dorongan dari sisi permintaan dari inflasi masih tetap lemah,” kata Perry.
Penyebab lainnya adalah terjaganya ekspektasi terhadap inflasi tahun ini. Hal itu sesuai survei konsumen yang dipublikasikan BI pada September 2016. Faktor lainnya adalah menguatnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan imported inflation rendah.
Rendahnya inflasi tahun ini dipengaruhi harga barang-barang pangan yang terkendali sebagai hasil koordinasi antara BI dan pemerintah pusat serta daerah.
”Tahun ini inflasi sekitar 3,1 persen. Bahkan, kemungkinan mendekati 3 persen. Tahun depan itu bisa sekitar 3,5 persen dari perkiraan semula 3,6 persen sampai 3,7 persen,” katanya. Inflasi sepanjang 2016 atau year to date (ytd) 1,97 persen dan inflasi year on year (yoy) 3,07 persen. (dee/c21/sof)