Kembangkan Toba, Mandalika, dan Borobudur
RI Utang USD 200 Juta ke Bank Dunia
JAKARTA – Pengembangan destinasi pariwisata baru setara Bali membutuhkan dana yang begitu besar. Pemerintah pun sampai harus berutang ke Bank Dunia USD 200 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun. Dana tersebut dipergunakan untuk pengembangan tiga destinasi wisata: Danau Toba, Borobudur dan sekitarnya, serta Mandalika.
Pengembangan wisata awalnya diproyeksikan untuk mencetak sepuluh destinasi anyar yang sejajar dengan Bali. Selain tiga destinasi itu, ada rencana untuk mengembangkan Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Tapi, kucuran dana yang disetujui Bank Dunia hanya USD 200 juta. Tidak mungkin dipergunakan untuk pengembangan sepuluh destinasi.
Kemarin siang (21/10) kesepakatan teknis pengembangan pariwisata tersebut dibahas serius di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara. Wapres Jusuf Kalla ( JK) memimpin langsung rapat yang dihadiri Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala BKPM Thomas Lembong itu. Perwakilan Bank Dunia juga hadir.
JK mengungkapkan, tiga destinasi itu dipilih karena dianggap mewakili pengembangan di Indonesia Barat dengan Danau Toba, wilayah tengah berupa Borobudur, dan kawasan timur oleh Mandalika, NTB. Tiga wilayah tersebut dikembangkan untuk mendongkrak wisatawan hingga 20 juta orang pada 2019. ”Kita ada sepuluh utama. Dari sebanyak itu, tiga dulu kita kembangkan yang utama,” ujarnya. Bank Dunia, sebut JK, terlibat untuk membantu membangun, memberikan pinjaman, serta memperbaiki infrastrukturnya. (jun/c9/agm)