Buru Perbaikan Catatan di Bali
Pelatnas Renang Mulai Kumpul
JAKARTA – Perenang Indonesia dituntut untuk memperbaiki catatan waktunya agar bisa bicara banyak dalam persaingan di pentas SEA Games 2017. Mengacu pada hasil 2015, renang Indonesia terpuruk dengan meraih 1 emas, 8 perak, dan 7 perunggu.
Hasil yang jelas menjadi cambuk buat PB PRSI yang baru di bawah kepemimpinan Anindya Novyan Bakrie yang terpilih dalam munas belum lama ini menggantikan Ketum Sandiaga Uno. Modal besar potensi perenang Indonesia yang muncul dalam pergelaran PON XIX/2016 lalu jelas tidak boleh disia-siakan.
Tidak menunggu lama, program pelatnas sudah kembali jalan. Mereka menjalani pelatnas di Mengwi, Bali. Alasannya, kolam renang Senayan yang biasa menjadi base camp renang Indonesia sedang direnovasi untuk kepentingan Asian Games 2018.
Sebanyak 25 perenang diproyeksikan mengikuti pemusatan latihan di Bali. Meski SK terakhir untuk pelatnas hanya 23 perenang, tim pelatih Indonesia mengharapkan 25 perenang terpilih bisa memperbaiki catatan waktunya dengan situasi kondusif di Bali. ’’Belum semua bergabung. Ada tiga perenang yang masih absen kali ini,’’ kata pelatih renang Indonesia Hartadi saat dimintai konfirmasi oleh Jawa
Pos kemarin (21/10). Menurut dia, potensi perenang yang tersisa dari PON XIX/2016 lalu juga cukup menjanjikan. Perenang muda, misalnya Azzahra Permata Hani, Anandia Treciel Vanessae Evato, dan Angel Gabriella Yus, bakal menjadi tumpuan baru di sektor pu- tri. Belum lagi para perenang yang lebih senior, antara lain Ressa Kania Dewi dan Raina Saumi Grahana, yang tampil cemerlang di PON lalu.
Demikian pula di sektor putra, Muhammad Alamzah (Sulawesi Selatan) bakal diproyeksikan turun di nomor
relay 4x200 m dan 4x100 meter gaya bebas. ’’Kami juga mencari celah di nomor-nomor yang tidak menjadi kekuatan Joseph Schooling,’’ beber Hartadi. Schooling memang tampil sebagai kekuatan Singapura di SEA Games 2015.
Saat itu Schooling tercatat meraih 9 medali emas di ajang tersebut, baik di nomor perorangan maupun estafet. Bahkan, lebih sensasional lagi, pemuda 21 tahun itu mampu menyabet medali emas Olimpiade Rio 2016 di nomor 100 meter gaya kupu-kupu. Dalam perjuangannya, dia mengalahkan legenda renang dunia Michael Phelps (Amerika Serikat).
Kondisi itu menjadi cambuk buat perenang Indonesia, seperti Glenn Victor Sutanto, yang bersaing keras di nomor 50 meter dan 100 meter gaya kupu-kupu. Schooling juga menjadi seteru abadi Glenn dalam tiga edisi SEA Games terakhir.
Kini dia masih menjalani refreshing setelah tampil kurang maksimal pada PON 2016. Dia berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki catatan waktunya setelah tampil di bawah performa pada PON. Situasi itu wajar karena sebelumnya program latihan yang dia jalani terganggu fokus tampil di Olimpiade 2016.
’’Tentu fokos selanjutnya di SEA Games 2017, saya ingin memperbaiki catatan waktu sebelumnya. Kalau masih ada kesempatan di Asian Games, saya juga akan berusaha mengejar itu,’’ katanya. (nap/c4/ady)