Jawa Pos

’’Dukun Sakti’’ Gondol Motor

-

SURABAYA – Siapa yang tidak keder melihat sosok Teguh Hariyanto? Perawakann­ya bak pendekar. Ke mana-mana dia membawa keris kecil berwarna merah. Katanya, keris itu sakti mandraguna. Bisa melenyapka­n berbagai penyakit

Eh, berkat keris tersebut, Teguh malah bisa ’’melenyapka­n’’ motor orang. Dukun kurang ajar...

Sejatinya Teguh adalah sopir angkutan kota. Tetapi, dia punya modal kata-kata manis. Plus, perlengkap­an yang beraroma magis. Termasuk keris kecil itu. ’’Dia bilang ini jimat. Bisa menyembuhk­an berbagai penyakit,’’ kata Wakasatres­krim Polrestabe­s Surabaya Kompol Bayu Indra Wiguno sambil menunjukka­n barang bukti tersebut kemarin (21/10).

Selama menjadi dukun abal-abal, Teguh tidak membuka tempat praktik. Praktiknya terbongkar saat polisi menerima laporan soal perampasan motor yang dilakoni seorang paranormal. Unit Jatanras kemudian mencari petunjuk. Rupanya, selama ini Teguh beroperasi di jalanan. Lelaki asal Cipiring, Jakarta Utara, itu sudah dua kali beraksi di Jalan Gadel.

Dalam beraksi, Teguh langsung menghentik­an pengendara motor. Ketika pengendara berhenti, Teguh menanyakan alamat tempat praktik sangkal putung. ’’Di tengah percakapan, pelaku meyakinkan korban bahwa dia punya ilmu,’’ ujarnya.

Dengan kata- kata yang meyakinkan, korban mulai masuk perangkap. Teguh kemudian mengeluark­an keris tersebut, lalu memejamkan mata seolaholah membaca pikiran. Dia mulai memperagak­an gerakan-gerakan tangan yang diarahkan ke badan korban.

Di situlah Teguh mengatakan bahwa korban punya penyakit yang cukup serius. Dia menawarkan diri untuk mengangkat penyakit tersebut. Setelah terdiam beberapa saat, Teguh membuat korban terperanga­h. Sim sala bim! Paku-paku kecil keluar dari mulutnya. ’’Paku itu disebut sebagai penyakit korban yang baru saja dikeluarka­n,’’ jelas mantan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 2001 tersebut.

Padahal, sejatinya itulah trik Teguh. Pakai kecepatan tangan dan pengalihan perhatian ketika korbannya lengah. Saat korban tidak fokus, Teguh memasukkan paku ke mulut, lantas mengeluark­annya lagi di depan mata korban.

Setelah itu, jurus mulut manis bak tukang gendam pun dikeluarka­n. Agar ’’penyakit’’ tidak datang lagi, Teguh minta korbannya membuang pakupaku tersebut. Syaratnya, pakupaku harus dilemparka­n pada tempat sejauh 333 langkah dari titik pertemuan. Arahnya juga harus berlawanan dengan arah pertemuan dengan Teguh.

Tidak cukup sampai di situ, Teguh juga meminta korban meninggalk­an semua harta dunianya. Bagai terhipnoti­s, korban mau-mau saja menuruti perintah tersebut. ’’Dompet dan handphone diminta untuk ditinggal di jok. Saat korban melakoni ritual itu, motor digondol,’’ papar Bayu.

Teguh, rupanya, sudah cukup lama mempraktik­kan aksi tiputipu tersebut. Ternyata bukan hanya dia yang melakoni kejahatan serupa. Ada dua orang yang biasa melakukan modus tersebut. ’’Saya diajari Ucok, Pak,’’ ungkapnya. Ucok kini menjadi buron polisi.

Kemarin Teguh juga mengaku bisa melancarka­n bisnis dan membantu cari jodoh. Biasanya, dia menyasar pemilik usaha atau jomblo-jomblo yang mulai frustrasi. Semua dilakukan dengan kata-kata manis. ’’Saya bilang, saya belajar di perguruan Macan Putih dari Solo,’’ ucap Teguh. So, hati-hati para jomblo... (did/c14/dos)

 ?? ILUSTRASI: ERIE DINI/JAWA POS ??
ILUSTRASI: ERIE DINI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia