37 Kasus DBD Dalam Tiga Minggu
SIDOARJO – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok bagi masyarakat Kota Delta. Kasus yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti tersebut terus bermunculan. Hingga kemarin kasus DBD di Sidoarjo pada tahun ini mencapai 1.266 kejadian.
Bahkan, berdasar data terakhir dalam bulan ini per 21 Oktober, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo menemukan 37 kasus DBD. Satu penderita meninggal dunia. Angka tersebut diperkirakan terus bertambah. Apalagi saat ini memasuki musim hujan.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ( P2PL) Dinkes Sidoarjo dr Edi Tamat Susanto mengatakan, pihaknya akan menyisir daerah-daerah yang tinggi temuan kasus DBD. Di antaranya, Kecamatan Krembung, Desa Kalijaten di Kecamatan Taman, Desa Keboansikep di Kecamatan Gedangan, Desa Putat di Kecamatan Tanggulangin, Kecamatan Candi, serta Desa Urangagung dan Sekardangan di Kecamatan Sidoarjo Kota.
”Berdasar data, kasus DBD memang paling tinggi di Kecamatan Kota. Tetapi, jumlah penduduknya juga tinggi,” ujarnya kemarin (21/10).
Di enam kecamatan tersebut, lanjut dia, akan dibentuk juru pemantau jentik (jumantik). Selain petugas kesehatan seperti bidan desa, dinkes akan melibatkan ibu rumah tangga yang aktif di setiap RT. Mereka akan dilatih untuk melakukan pemeriksaan jentik berkala (PJB). Masingmasing jumantik ditargetkan dapat memantau minimal 100 rumah. ”Dari PJB tersebut akan diketahui status jentik nyamuk secara berkala,” katanya.
Pihaknya juga akan membentuk jumantik anak sekolah. Saat ini jumantik anak sekolah sudah digagas Puskesmas Krembung. Dinkes akan menguatkan konsep jumantik anak sekolah itu. (ayu/c6/pri)