Putri AC 1 Tak Terbendung
SURABAYA – Performa tim yang bertanding pada babak utama makin mumpuni. Tiap tim yang berlaga saling adu skill untuk memperebutkan posisi di puncak klasemen. Tidak heran, Babak Utama Junio JRBL Surabaya Series 2016 terasa makin panas. Tak terkecuali laga sengit yang mempertemukan tim putri SMP Angelus Custos 1 Surabaya (AC 1) dengan skuad SMP Negeri 19 Surabaya (Songolas) kemarin (21/10).
Sejak menginjakkan kaki di lapangan, srikandi AC 1 langsung bermain meyakinkan dengan menekan Songolas tanpa celah. Point guard AC 1 Angeline Budi Kusuma langsung membuka enam detik pada kuarter pertama dengan mencetak poin lewat layup. Menutup kuarter pertama, AC 1 sukses meredam defense Songolas dan menyapu bersih kuarter pertama dengan skor 8-0.
Masuk kuarter kedua, Songolas mulai termotivasi untuk bermain lebih waspada. Terbukti, drive bertempo cepat AC 1 mampu dihalau dengan apik oleh Songolas. Akhirnya, pada empat menit menjelang babak kedua berakhir, kelengahan skuad AC 1 dapat dimanfaatkan kapten sekaligus point guard Songolas Ony Intan Tsalsa untuk mencetak 2 poin lewat shooting layup- nya. Namun, tepat saat buzzer pertandingan babak kedua berakhir, point guard AC 1 Anastasia Ratna tidak kalah cemerlang memanfaatkan celah dengan melesakkan tembakan yang menutup kuarter kedua dengan skor 11-5.
Meski sempat menyapu bersih laga perdananya kemarin saat melawan SMP Untung Suropati Sidoarjo, kali ini tingkat agresivitas AC 1 sedikit menurun. Hal itu diakui sang manajer Marsudi. Dia menyatakan, timnya kurang berfokus karena tak didampingi sang pelatih. Namun, meski kurang maksimal, anak-anak asuhnya tersebut berhasil memberikan usaha terbaik.
’’Saya berusaha membimbing mereka di lapangan untuk membangun kepercayaan diri dan bermain dengan teamwork,’’ terang Marsudi.
Astarika Dwi, kapten sekaligus center AC 1, mengakui bahwa absennya coach Lena di laga kali ini diakui membuat dirinya dan teman-temannya kerepotan. Terlebih, Songolas terlihat sangat onfire seakan tak ingin diremehkan. Sempat lebih hidup pada kuarter ketiga membuat Astarika optimistis AC 1 tetap meraih kemenangan atas Songolas. ’’Biasanya, Coach selalu memberikan pressure ke kami selama bertanding. Jadi, kami juga lebih termotivasi. Tapi, kali ini kami dituntut mandiri,’’ jelas Astarika.
Terbukti, pada kuarter terakhir, efektivitas serangan AC 1 terhadap Songolas mulai terasa dengan rapinya
yang dijalankan AC 1. Sisa 52 detik pertandingan justru menjadi titik balik AC 1 untuk membuktikan ketangguhan. Mereka mencetak enam poin lagi dan menutup laga dengan skor akhir 26-14.
Tak kalah sengit oleh sektor putri, pertandingan tim putra SMP Cita Hati East Surabaya (Cheetah) melawan SMP Negeri 19 Surabaya juga berjalan ketat. Pada kuarter pertama hingga ketiga, Cheetah tampil garang. Bahkan, mereka sempat membuat Songolas scoreless.
Baru pada akhir kuarter keempat keadaan Songolas membalik. Kapten sekaligus center Songolas Ramadasyena Arvela tak berhenti mencari celah untuk menyerang lini pertahanan Cheetah.
’’Belajar dari pertandingan kemarin, sejak kuarter pertama, kami harus bermain lebih pintar untuk mencari celah menembus pertahanan Cheetah,’’ ujarnya. Pada detik terakhir pengujung laga, Ramadasyena seakan tak mengindahkan countdown dan menambah poin lewat layup- nya yang berhasil menutup pertandingan dengan skor akhir 15-14 untuk kemenangan Songolas. (ivm/c22/grc)