Jawa Pos

Blusukan ke Daerah Bencana, Bangun Sumur bagi Korban Kelud

Tri Siswanto, Muhlas Udin, Harianto Condronego­ro, Purwito, dan Agus Safii tetap melayani masyarakat meski tidak lagi menjadi pejabat pemerintah. Empat mantan pejabat Pemkot Surabaya itu kini menjadi relawan Palang Merah Indonesia (PMI). Mantan Pejabat Pem

- RISTA R. CAHAYANING­RUM

LANGIT sudah gelap. Sudah pukul 19.00. Malam itu Muhlas Udin bersiap pulang. Namun, telepon di Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya tiba-tiba berdering. Dia mengangkat gagang telepon itu dan mendapati kabar bahwa telah terjadi kecelakaan di Jalan Kendangsar­i, Tenggilis.

Dengan menggunaka­n ambulans milik PMI Surabaya, mantan asisten II Pemkot Surabaya itu bergegas menuju lokasi kejadian bersama relawan lainnya. Dia mendapati korban kecelakaan sudah digotong ke tepi jalan oleh sejumlah warga. Muhlas lantas memeriksa ’’ kondisi korban. Saat itu korban luka sobek,’’ ujarnya.

Muhlas yang juga dokter langsung tanggap dan memberikan pertolonga­n pertama. Dia mengobati luka yang dialami korban. Namun, korban tetap dibawa ke rumah sakit untuk mendapatka­n perawatan lebih lanjut.

Itulah pengalaman pertama Muhlas menjadi relawan PMI Surabaya. Dia bergabung di organisasi sosial tersebut sejak Januari 2016. Selain Muhlas, ada empat mantan pejabat pemkot lainnya yang kini menjadi relawan PMI Surabaya. Mereka adalah Tri Siswanto, Hariyono Condronego­ro, Purwito, dan Agus Safii.

Lima pensiunan pejabat pemkot tersebut kini menduduki jabatan struktural di PMI Surabaya. Tri Siswanto menjadi wakil ketua I PMI Surabaya, Muhlas sebagai wakil ketua II, Agus Safii sebagai bendahara, Hariyono sebagai sekretaris, dan Purwito merupakan salah satu anggota PMI Surabaya.

Dari lima mantan pejabat pemkot yang kini mengabdi di PMI Surabaya itu, Tri Siswanto merupakan yang paling senior. Bukan karena usianya, tetapi berdasar masa pengabdian­nya di PMI Surabaya. Tri sudah dua periode menjabat wakil ketua.

Tri menyatakan, pengabdian­nya sebagai relawan PMI merupakan suatu panggilan. Awalnya, Tri mengaku linglung pascapensi­un pada 2009 sebagai ’’ asisten I Pemkot Surabaya. Yang dulunya kerja setiap hari, tapi tiba-tiba nganggur. Langsung stres,’’ katanya. Dia lantas mencari berbagai kesibukan. Sampai akhirnya Tri diajak Sekkota Surabaya yang notabene ketua PMI untuk menjadi relawan PMI. ’’

Saat itu juga saya langsung mengiyakan,’’ ujar kepala Bappeko Surabaya era Wali Kota Bambang D.H. tersebut. Tri mengaku, awalnya dirinya shock ketika harus terjun langsung ke tempat kejadian perkara kecelakaan atau penemuan mayat. Dia tidak punya background sebagai petugas kesehatan. Selain itu, Tri merasa selalu dimanjakan fasilitas ketika menjabat. ’’

Dulu, buku saja ada yang membawakan. Tapi, sekarang di lapangan dibentakbe­ntak warga,’’ katanya. Meski begitu, Tri tidak marah. Dia sadar bahwa statusnya sebagai relawan adalah membantu ’’ warga. Kami sekarang kan pembantu, jadi nggak bisa kayak dulu lagi. Dulu suka memerintah, sekarang diperintah,’’ tambahnya.

PMI Surabaya tidak hanya bertugas menolong korban kebakaran atau mendatangi lokasi penemuan mayat. Namun, mereka juga kerap membantu warga di daerah bencana. Misalnya, ketika Gunung Kelud meletus pada 2014.

PMI Surabaya langsung menuju ke Kediri. Mereka mendirikan dapur umum untuk para korban. Selain itu, kata Tri, relawan PMI Surabaya blusukan ke daerah terdampak letusan Gunung Kelud. ’’

Ternyata warga mengeluhka­n sulitnya air bersih,’’ ungkap Tri. Bersama para relawan, mereka membangun sumur di sana. Selain itu, mereka membuat septic tank untuk warga.

Meski hampir semua mengaku sempat kesulitan saat kali pertama menjadi relawan, kini lima pensiunan pejabat pemkot tersebut mulai menikmati perannya di PMI Surabaya. Bahkan, mereka kian bersemanga­t untuk lebih menghidupk­an PMI Surabaya.

Yang terbaru, mereka berencana ’’ membangun Graha PMI. Selain untuk kantor utama, Graha PMI bakal menjadi tempat kursus bagi warga Surabaya yang tidak mampu,’’ ucap Tri. Sebab, tambah dia, PMI tidak hanya bertugas untuk korban bencana alam atau kecelakaan. Namun, mereka juga bertugas membantu warga Surabaya. Termasuk membantu mengentask­an kemiskinan dengan pendidikan. (*/c15/dos)

 ?? RISTA R. CAHAYANING­RUM/JAWA POS ?? TETAP SIGAP: Dari kiri, Agus Safii, Hariyono Condronego­ro, Tri Siswanto, dan Muhlas Udin (dua dari kanan) bersama dua petugas di Markas PMI Kota Surabaya.
RISTA R. CAHAYANING­RUM/JAWA POS TETAP SIGAP: Dari kiri, Agus Safii, Hariyono Condronego­ro, Tri Siswanto, dan Muhlas Udin (dua dari kanan) bersama dua petugas di Markas PMI Kota Surabaya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia