Jakarta Siaga
Besok Demonstrasi Adili Ahok, Gelombang Simpatisan Berdatangan
JAKARTA – Beraktivitaslah seperti biasa. Pesan itulah yang didengungkan pemerintah men jelang demonstrasi besar- besaran di Jakarta besok. Na mun, kesan Jakarta dalam kondisi genting tetap kentara jika melihat perkembangan yang terjadi di ibu kota negara dalam beberapa hari terakhir.
Kemarin (2/11) Polri bersama TNI menyelenggarakan apel di Monumen Nasional (Monas). Total, 4 ribu personel mengikuti apel tersebut. Mereka adalah sebagian kecil dari total 18 ribu personel gabungan yang akan diterjunkan dalam pengamanan demo yang menuntut pengusutan atas tuduhan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Aparat melakukan mobilisasi personel besar-besaran. Sejalan dengan mobilisasi ribuan peserta demonstrasi yang menuju ibu kota. Tak pelak, kekhawatiran bermunculan di benak masyarakat.
Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, Polri memutuskan untuk menetapkan status siaga satu bagi semua personel di Indonesia mulai kemarin. Status itu ditingkatkan dari sebelumnya siaga satu untuk personel Brimob.
”Siaga satu per hari ini (kemarin, Red) untuk seluruh Indonesia. Keputusan ini diambil karena membaca kondisi keamanan, di mana saat pilkada sudah masuk masa kampanye terbuka,” terang Syafruddin pascaapel pasukan di Monas kemarin.
Dia menjelaskan maksud status siaga satu. Yakni, tiga perempat personel polisi bersiaga. Juga, tidak ada personel yang diperbolehkan cuti. ”Sewaktu-waktu bisa dicabut untuk kembali ke status aman,” tambahnya.
Untuk mendinginkan suasana demonstrasi besok, sebagian personel Brimob akan mengenakan kupluk dan serban. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, pasukan yang menggunakan kupluk dan serban itu bernama Asmaul Khusna. ”Itu arahan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian,” paparnya.
Pasukan itu, lanjut dia, diterjunkan agar demonstrasi menjadi lebih damai dan sejuk. Dengan perlengkapan tersebut, para demonstran juga tidak akan lupa bahwa polisi itu juga muslim.
Dari istana, Menko Polhukam Wiranto menyatakan bahwa tuntutan yang terkait dengan demonstrasi 4 November sebenarnya sudah selesai. Sebab, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sedang diproses hukum atas ucapannya tentang surah Al Maidah ayat 51 saat berada di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
”Kapolri juga mengatakan sudah (diusut, Red) dan sedang terus dilanjutkan (proses hukumnya, Red),” papar Wiranto.
Dia kembali mengingatkan bahwa demonstrasi merupakan hak setiap warga negara. Namun, ada regulasi yang mengatur caracara menyampaikan pendapat di muka umum. Antara lain, memberi tahu aparat serta menyebutkan jumlah peserta dan alat yang digunakan, termasuk aspirasi yang hendak disampaikan. Massa juga dilarang mendatangi kediaman penduduk dan wajib bubar pada pukul 18.00.
Dengan demikian, masyarakat akan tahu apa saja yang diinginkan para demonstran maupun kekuatan yang digalang. Fungsi aparat keamanan sebatas menjaga agar tidak sampai terjadi hal negatif selama aksi. ” Tapi, yang pasti, tatkala masalah ini sudah terjawab, lalu tujuan demonstrasi apa?” tanya mantan Menhankam/ Pangab tersebut.
Sementara itu, sejumlah pengusaha di kawasan Glodok khawatir demonstrasi besar yang berlangsung Jumat (4/11) berdampak ricuh. Karena itu, beberapa pemilik toko memilih untuk tidak membuka toko.
Para pengusaha tersebut ketakutan. Ditambah, pihak kepolisian belum memberikan jaminan keamanan terhadap pusat bisnis dan elektronik yang berada di Taman Sari tersebut.
Romlan, 36, pedagang di kawasan Glodok, khawatir terjadi kericuhan saat demo. Karena itu, penjual perkakas mesin bubut itu memilih untuk tak berdagang.
”Pegawai sengaja kami liburkan. Toko saya tutup. Supaya nggak ada korban,” tutur Romlan kemarin (2/11). Dia juga mengamankan beberapa barang jualan yang berharga. Dia terpaksa melakukannya sebagai antisipasi jika terjadi kericuhan. Dia mengatakan bahwa barang-barang tersebut disimpan di gudang yang tak jauh dari tokonya. SBY Tak Terima Parpol Dituduh
Dari Cikeas, Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut bicara soal unjuk rasa besok. Sehari setelah road show menemui Menko Polhukam Wiranto dan Wapres Jusuf Kalla, presiden dua periode itu menyinggung kinerja intelijen terkini. Dia menyinggung informasi intelijen soal dalang di balik agenda aksi massa 4 November yang juga didengarnya. Informasi itu menyebutkan bahwa demonstrasi yang menggugat pengusutan dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tersebut didanai pihak tertentu atau partai politik.
”Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, atau parpol melakukan seperti itu,” kata SBY. ” Tuduhan itu menghina. Rakyat bukan kelompok bayaran,” tegasnya dengan mimik serius.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berkomentar soal tepisan SBY. Dia percaya saja dengan pernyataan tersebut. ”Saya belum tahu. Kalau beliau (SBY, Red) nyatakan begitu, itu yang betul,” ujar Luhut setelah bertemu Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden kemarin. Simpatisan Mulai Berdatangan
Ketua Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir menyatakan, mulai kemarin simpatisan aksi 4 November dari daerah sudah masuk Jakarta. Namun, secara resmi mereka belum didata. Koordinator aksi baru mendata ketika semua simpatisan berkumpul di Masjid Istiqlal saat salat Jumat besok (4/11).
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai guru ngaji itu menjelaskan, simpatisan aksi 4 November menyebar di sejumlah tempat. ”Banyak yang menginap di masjid-masjid. Di antaranya, saya terima laporan ada yang di Tebet dan sejumlah masjid di Jakarta Barat,” tuturnya.
Selain di masjid, banyak juga simpatisan aksi yang menginap di kantor-kantor perwakilan dae- rah masing-masing di Jakarta. Kemudian, ada yang menginap di rumah saudara di Jakarta dan sekitarnya. Dia berharap warga Jakarta menerima para simpatisan aksi itu dengan ramah. Sebab, kedatangan simpatisan itu juga ramah dan tidak anarkistis.
”Buktikan persaudaraan sesama umat Islam. Informasinya, juga ada warga yang membuat dapur umum,” tuturnya.
Bachtiar mengatakan, dari Makassar dikabarkan, sekitar 3.000 orang akan datang ke Jakarta. Kemudian, dari Kalimantan ada sekitar 60 orang. Sementara itu, rombongan demonstrasi dari Garut diangkut 27 bus.
Dia lantas meluruskan kabar bahwa aksi 4 November mendapatkan suntikan dana Rp 100 miliar. Bachtiar menegaskan, tidak ada uang yang mengalir. Apalagi, disebut-sebut uang itu berasal dari partai politik. Dia mengatakan, angka tersebut hanya gurauan. ”Sekarang akomodasi menginap dan jika ada yang membuat dapur umum, itu kalau dirupiahkan sudah berapa. Itu maksud saya.”
Bachtiar menegaskan, aksi 4 November itu jangan ditanggapi sebagai aksi politik. Dia juga heran Presiden Joko Widodo sampai berkunjung ke Ketum Gerindra Prabowo. Upaya Jokowi itu, menurut dia, memunculkan kesan bahwa Prabowo menunggangi aksi demonstrasi 4 November besok.
Kemudian, mengaitkan demonstrasi nanti dengan ISIS, Arab Spring, dan menguntungkan partai politik tertentu, bagi dia, berarti terlalu mendramatisasi. Dia menegaskan, aksi besok merupakan wujud kemarahan umat Islam karena penistaan agama.
Dalam aksinya nanti, Bachtiar mengatakan akan tetap mengusung tuntutan proses hukum kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Perkara kasus itu tetap perlu dikawal.
Di sisi lain, PT Kereta Api Indonesia (KAI) turut mengantisipasi kemungkinan terburuk sebagai dampak aksi unjuk rasa. Yakni, terhambatnya calon penumpang untuk bisa menuju Stasiun Gambir. Dengan demikian, sangat mungkin calon penumpang mengalami keterlambatan. Menghindari hal tersebut, PT KAI Daop I Jakarta memutuskan memberhentikan beberapa kereta yang berangkat dari Gambir di Stasiun Jatinegara pada Jumat (4/11). (bil/gum/ rya/wan/mia/c11/c10/ang)