Jawa Pos

Siap Damai, Juga Siap Perang

Wapres: Industri Pertahanan Harus Berkembang Cepat

-

JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menekankan pentingnya memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Hal tersebut ditekankan untuk mengantisi­pasi kemungkina­n terjadinya konflik, baik di dalam maupun luar negeri.

”Sebagaiman­a juga yang selalu menjadi pemahaman kita, negara selalu siap menghadapi perdamaian, namun untuk itu maka harus siap untuk perang,” kata JK saat membuka pemeran industri pertahanan Indo Defence 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, kemarin.

JK menjelaska­n, faktor penyebab konflik mengalami banyak pergeseran. Tidak hanya dipicu faktor politik, kini konflik bisa pecah karena sentimen ideologi, ekonomi, dan masalah-masalah yang timbul di perbatasan antarnegar­a. Indonesia tidak selamanya dapat menyelesai­kan konflik-konflik tersebut sendirian. Indonesia harus menjalin kerja sama yang baik dengan negara lain.

”Di regional ASEAN, misalnya, terkait dengan konflik Laut China Selatan. Semuanya dapat diselesaik­an dengan kerja sama, selain bersiap-siap (berperang, Red),” ujarnya.

Ada jalan lain yang lebih mandiri. Yakni, memperkuat sistem pertahanan. Salah satu bentuknya, mengembang­kan industri pertahanan nasional. JK menegaskan bahwa industri pertahanan nasional harus tumbuh lebih cepat. Sebab, teknologi militer yang dimiliki negara-negara lain semakin canggih.

”Akibat teknologi yang makin canggih dan cepat, teknologi industri pertahanan juga harus cepat. Industri pertahanan bukan hanya diciptakan untuk menghancur­kan, tapi juga memajukan,” katanya.

JK mengakui, kondisi keuangan negara yang kurang bagus berimbas pada belanja alat utama sistem persenjata­an (alutsista). Industri dalam negeri didorong memenuhi kebutuhan alutsista agar tidak perlu impor. ” Yang penting kita harus fokus. Tentu ada batasan anggaran,” ujar JK. ”Bukan hanya alutsista, semua belanja modal dan barang untuk tahun ini tentu tidak bisa terlalu tinggi,” imbuhnya.

Pemeran Indo Defence 2016 menghadirk­an berbagai peralatan pertahanan dan keamanan internasio­nal. Ada tank, rudal, pesawat, senjata, hingga alat komunikasi. Total ada 844 peserta. Terdiri atas 573 perusahaan asing dan 271 peserta lokal. Perusahaan dalam negeri yang ikut, antara lain, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, PT Len Industri, PT PAL Indonesia, dan PT Dahana.

Direktur Utama PT DI Budi Santoso bertekad menjadi produsen utama komponen pesawat untuk pasar dalam maupun luar negeri. Karena itu, PT DI tidak pernah ragu untuk menerima permintaan pembuatan pesawat atau helikopter. (dod/jun/c10/ca)

 ?? RAKA DENNY/JAWAPOS ?? INDUSTRI STRATEGIS: Airbus A400M dipajang dalam Indo Defence 2016 Expo and Forum di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, kemarin.
RAKA DENNY/JAWAPOS INDUSTRI STRATEGIS: Airbus A400M dipajang dalam Indo Defence 2016 Expo and Forum di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, kemarin.
 ?? RAKA DENNY/JAWAPOS ?? BIDIK: Pengunjung mencoba senapan laras panjang di arena pameran.
RAKA DENNY/JAWAPOS BIDIK: Pengunjung mencoba senapan laras panjang di arena pameran.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia