Jawa Pos

Putra Mahkota Naik Takhta 1 Desember

-

BANGKOK – Sebelum 2016 berakhir, Thailand akan punya raja baru. Sebab, Putra Mahkota Maha Vajiralong­korn naik takhta pada 1 Desember mendatang. Semula, pangeran 64 tahun itu mengindika­sikan suksesi baru terjadi tahun depan. Tepatnya setelah masa berkabung usai.

’’Kami sedang menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk 1 Desember,’’ kata seorang pejabat tinggi militer Thailand pada Selasa (1/11). Seorang pejabat militer yang lain membenarka­n keterangan tersebut. Namun, tanggal 1 Desember hanyalah perkiraan semata. Sebab, tanggal pasti suksesi monarki Negeri Gajah Putih itu akan ditetapkan yang bersangkut­an alias Vajiralong­korn.

Sejak pekan lalu, satu-satunya anak lelaki mendiang Raja Bhumibol Adulyadej tersebut berada di Jerman. Dia minta izin pulang ke negara yang telah menjadi rumah keduanya tersebut. ’’Ada urusan penting yang harus beliau selesaikan di sana,’’ ujar pejabat militer yang merahasiak­an namanya tersebut. Tetapi, dia yakin Vajiralong­korn kembali ke Thailand pada bulan ini sesuai dengan janjinya.

Lebih sering berada di Jerman, Vajiralong­korn memang punya banyak bisnis dan kepentinga­n di sana. Karena itu, saat pangeran yang pernah tiga kali menikah itu pamit, Perdana Menteri (PM) Prayut Chano-cha dan Jenderal Prem Tinsulanon­da langsung memberikan izin. ’’Beliau bersedia naik takhta pada 1 Desember. Tapi, pelantikan resminya baru akan digelar setelah kremasi Raja Bhumibol,’’ jelas pejabat militer tersebut.

Setelah naik takhta nanti, tugas pertama Vajiralong­korn adalah menunjuk para penasihat kerajaan. Penasihat-penasihat itu bakal menggantik­an tim inti rezim sang ayah yang masih tersisa. Selanjutny­a, ahli waris kekuasaan Bhumibol tersebut akan meninjau draf konstitusi baru yang dirancang militer dan meratifika­sinya. Bila dibandingk­an dengan sang ayah, Vajiralong­korn memang memiliki hubungan lebih mesra dengan junta militer.

Kan Yuenyong, direktur eksekutif Siam Intelligen­ce Unit, meramalkan bahwa Thailand tidak banyak berubah di bawah kekuasaan Vajiralong­korn. Setidaknya, sampai tahun depan, tidak ada perpecahan atau konflik berarti di bidang politik. ’’Tapi, jika suksesi tidak berjalan mulus, sangat mungkin terjadi ketegangan dalam pemerintah­an. Kekacauan politik bisa mengikutin­ya,’’ terangnya.

Kan mengakui, dirinya dan para pengamat politik Thailand lainnya tidak banyak tahu tentang Vajiralong­korn. Selain karena dia tidak populer, sang putra mahkota yang beberapa kali menuai sensasi internasio­nal karena aksinya yang tidak biasa ternyata kebal gosip. Sebagai anggota inti kerajaan, dia tidak boleh dikritik dan digunjingk­an. Berdasar lese-majeste, siapa pun yang berbicara buruk tentang Vajiralong­korn bisa masuk penjara.

Sementara itu, sesuai dengan pengumuman Prayuth tentang 30 hari masa duka, Thailand akan kembali ke status normal. Kemarin (2/11) pemerintah pusat mengumumka­n bahwa masa duka bakal berakhir pada 13 November. Mulai 14 November nanti, warga Thailand bisa kembali beraktivit­as atau menjalanka­n bisnis secara normal. Artinya, kegiatan yang sifatnya senang-senang sudah bisa dilakukan lagi. (AFP/Reuters/straitstim­es/hep/c14/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia