Ultimatum 10 Jam untuk Tinggalkan Aleppo
MOSKOW – Demi alasan kemanusiaan, Rusia akan menghentikan serangan selama 10 jam di Kota Aleppo pada Jumat besok (4/11). Dengan demikian, seluruh warga sipil yang terjebak di ibu kota Provinsi Aleppo tersebut bisa meninggalkan kota yang sudah porak-poranda. Hal yang sama berlaku untuk para pejuang oposisi di sana.
Kemarin ( 2/ 11) Presiden Vladimir Putin mendeklarasikan misi kemanusiaan yang disebut sebagai humanitarian pause. ’’Kami memutuskan memberlakukan humanitarian pause di Aleppo pada 4 November nanti mulai pukul 09.00 sampai pukul 19.00 waktu setempat,’’ bunyi pengumuman tersebut. Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov mengatakan bahwa keputusan itu didukung Syria.
Sejak kali pertama terlibat dalam perang Syria, militer Rusia memang berpihak kepada rezim Presiden Bashar al-Assad. Bersama pasukan pemerintah, Rusia menggempur Aleppo. Gencatan senjata demi gencatan senjata diumumkan, tapi tidak ada satu pun yang mampu meng- hentikan pertempuran di sana. Sebab, Rusia maupun Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tidak pernah benar-benar berhenti saling serang.
Menyiasati gencatan senjata yang selalu gagal dan membuat dunia makin tajam menyoroti Syria, Rusia pun mengusulkan aksi kemanusiaan yang disebut
Lewat misi itu, Rusia mempersilakan warga sipil dan pemberontak meninggalkan palagan lewat koridor yang sudah dipersiapkan. Ada dua koridor yang siap menjadi pintu keluar pemberontak dan enam koridor untuk warga sipil.
Sejauh ini, menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, pihaknya sudah 16 hari berhenti melancarkan serangan udara. Itu dilakukan setelah masyarakat internasional mengecam serangan udara yang merenggut ratusan nyawa warga sipil serta menghancurkan rumah sakit dan sekolah. Tapi, setelah aksi kemanusiaan itu berakhir pada Jumat malam, Rusia bisa saja melancarkan serangan lagi. (AFP/Reuters/hep/c19/any)