Menghilang, Anak Ditemukan Terpanggang
PONTIANAK – Tanda tanya besar masih menggelayut di kepala Winardi, 62, warga Jalan Hijas, Pontianak. Joni, 27, anaknya, meninggalkan rumah sejak Senin (24/10), tetapi kemudian ditemukan tak bernyawa.
Jasad Joni ditemukan empat hari kemudian dalam keadaan menggenaskan. Sekujur tubuhnya terpanggang bersama sepeda motor bernopol KB 5198 OF di sebuah perkebunan kelapa sawit di Dusun Tapang, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang. Jenazah Joni selesai dikremasi. Namun, misteri kematiannya belum terungkap.
Sebenarnya apa yang terjadi pada Joni? Apakah dia mengalami kecelakaan hingga motor yang ditungganginya terbakar? Bunuh diri atau dibunuh lalu jasadnya dibakar? Hingga saat ini, penyebab kematian lelaki yang biasa disapa Ou Tie itu seperti benang kusut. Polisi yang menangani kasus tersebut masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan dokter forensik.
Menurut Winardi, Joni yang sehari-hari bekerja mengantar kecambah ke pasar-pasar tradisional di Pontianak itu tiba-tiba meninggalkan rumah tanpa pamit. Sekitar pukul 04.30 Joni terekam CCTV meninggalkan rumah dengan membawa sepeda motor nopol KB 5198 OF.
Setiap hari pukul 02.00 laki-laki yang pernah kuliah di Australia itu bersiap mengantar kecambah ke beberapa pasar tradisional. Setelah kurang lebih satu jam, dia pulang dan tidur hingga siang. Namun, tidak pada hari itu. Setelah tugasnya selesai, Joni justru kembali keluar membawa sepeda motor ayahnya.
”Dari pantauan CCTV, dia keluar membawa sepeda motor. Dia terlihat seperti gelisah. Naik turun tangga,” lanjut Winardi kemarin (2/11). Berdasar pantauan CCTV, Joni meninggalkan rumah hanya dengan mengenakan kaus biru dan celana pendek hitam. “Yang membuat kami bingung, kenapa jasadnya ditemukan di Sintang?” katanya setengah bertanya.
Menurut Winardi, belakangan anak keduanya itu terlihat seperti sosok yang pendiam. Siapa pun yang mengajak bicara tetap saja bungkam. Apalagi sejak pisah dengan istrinya pada Mei 2016. ”Dia lebih banyak diam sejak pisah dengan istrinya. Sekarang istrinya tinggal di Kuala Lumpur,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakapolda Kalimantan Barat Brigjen Pol Joko Irianto menyatakan, kasus tersebut sedang ditangani Polres Sintang. Menurut dia, meskipun saat ini hasil otopsi masih didalami dokter forensik, ada dugaan korban dianiaya sebelum ditemukan tewas terbakar. ”Ini masih kami selidiki. Apakah benar penyebab kematian korban ini akibat dibunuh atau ada sebab lainnya,” kata Joko kemarin.
Pihak kepolisian telah menurunkan tim untuk membantu Polres Sintang mengusut kasus tersebut. ”Kami sudah turunkan tim bersama Polres Sintang,” katanya. Hal senada diungkapkan Kasatreskrim Polres Sintang AKP Samsul Bahri. ”Kami masih menunggu hasil otopsi karena hingga saat ini masih didalami dokter forensik,” ujarnya. (arf/c21/ami)