Kejar Pertumbuhan di Atas 6 Persen
JAKARTA – Pemerintah optimistis perekonomian Indonesia mampu tumbuh tinggi. Kemarin (2/11) Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet paripurna dengan seluruh menteri di Istana Negara. Dua hal utama yang dibahas dalam rapat tersebut adalah APBN 2017 yang baru disahkan DPR pekan lalu dan perencanaan 2018.
Jokowi meminta perencanaan 2018 dimulai sejak saat ini. Dengan begitu, dalam prosesnya tidak ada hambatan berarti. ” Yang pertama kita inginkan nanti ada pertumbuhan di atas 6 (persen),” ujar Jokowi. Dia mengakui bahwa mencapainya tidak mudah. Minimal harus ada pertumbuhan investasi di atas 10 persen.
Kemudian, faktor penunjang lainnya, konsumsi harus naik di atas 5 persen, ekspor tumbuh minimal 4 persen, dan impor tumbuh 2–3 persen. ”Tapi, kalau masih ada ruang untuk ditingkatkan, angka-angka ini masih bisa dikoreksi,” lanjut presiden.
Menkeu Sri Mulyani menje- laskan, yang diutamakan saat ini adalah cara menyelesaikan APBN 2016 dalam dua bulan mendatang. Yakni, memperbaiki penerimaan terutama dari setor pajak untuk memenuhi target Rp 1.320 triliun. Kemudian, belanja dalam dua bulan mendatang tetap menerapkan pinsip efisiensi. Tahun ini, secara keseluruhan, pemerintah memotong anggaran Rp 133 triliun.
Untuk 2017, pihaknya akan menyiapkan dokumen, perangkat, dan aturan hukumnya. Dengan begitu, kementerian yang memiliki anggaran besar bisa segera belanja. Persiapan lainnya adalah perubahan desain subsidi. ”Baik untuk petani berupa subsidi pu- puk dan benih, elpiji untuk kelompok masyarakat miskin, dan subsidi listrik,” terangnya.
Sebagai persiapan 2018, pemerintah tidak akan mengandalkan penerimaan dari ekspor. Mengingat, kondisi ekonomi dunia yang melambat membuat ekspor hanya akan mampu menyumbang sekitar 1 persen dari GDP. (byu/c19/oki)