Tujuh Kota Siap Ubah Sampah Jadi Listrik
JAKARTA – Ancaman sampah plastik bagi masa depan laut Nusantara menjadi perhatian serius pemerintah. Persoalan tersebut disikapi secara masif dengan mengelola sampah menjadi sumber energi listrik. Pemerintah terus mengembangkan konsep waste to energy (WTE) di beberapa daerah. Salah satunya di Solo, Jawa Tengah.
Konversi sampah jadi listrik di kota tersebut semakin getol dilaksanakan. Targetnya, energi yang dihasilkan bisa mencapai 7,5 mw. ”Satu di Semarang yang diberikan Dubes Denmark itu 1,3 mw,” ujar Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan seusai acara konferensi serpihan plastik laut Indonesia di Jakarta kemarin (2/11).
Luhut mengatakan, pengembangan konsep WTE bekerja sama dengan pemerintah Denmark. Rencananya tidak hanya di Semarang dan Solo, WTE juga akan dilaksanakan di tujuh kota lain. ”Sudah diputuskan dalam rapat kabinet, itu (konsep WTE) akan berkembang terus ke depan.”
Jakarta dan Surabaya masuk daftar wilayah yang akan terus didorong meningkatkan penerapan WTE. Pemerintah memberikan insentif kepada Denmark terkait kerja sama itu. Listrik yang dihasilkan dari konversi sampah plastik dihargai 13–16 sen per kWh. Menurut Luhut, harga tersebut lebih tinggi daripada listrik batu bara. ”Listrik batu bara itu 9 sen per kWh,” ujar mantan Menko Polhukam tersebut.
Luhut mengungkapkan, pengembangan WTE terbukti ampuh menyelesaikan persoalan sampah. Di Solo, misalnya, 1.000 ton sampah diproses menjadi energi listrik setiap hari. (tyo/c10/oki)
Sudah diputuskan dalam rapat kabinet, itu (konsep WTE) akan berkembang terus ke depan.” LUHUT BINSAR PANDJAITAN Menko Bidang Kemaritiman