RELA HANCURKAN FILOSOFI SENDIRI
MANCHESTER – Pernah menjalani saat di bawah asuhan Johan Cruyff, Pep Guardiola sukses mengembangkan
bersama Barcelona pada 2008–2012. Sebuah filosofi permainan yang menghendaki pemain selalu bergerak, melakukan ketat, dan berpedoman kepada dominasi penguasaan bola lewat pendek, cepat, dan akurat.
Filosofi itu pun masih diaplikasikan Pep bersama Ba yern Muenchen (2013–2016) dan kini bersama Manchester City, terlepas ada penyesuaian di sana-sini. Nah, saat menjamu Barca –sebutan Barcelona– di Etihad Stadium kemarin dini hari WIB (2/11), Pep justru memilih untuk ’’menghancurkan’’ ideologi sendiri.
Melawan mantan klubnya, pelatih kelahiran Santpedor 45 tahun lalu itu memang tetap menginstruksi pemain City melakukan tinggi. Namun, tidak ada ’’tarian’’ di antara kaki-kaki pemain The Citizens –sebutan City– seperti filosofi yang dianut Pep. Yang lebih terlihat adalah dengan Pablo Zabaleta dkk bermain lebih pragmatis.
Strategi itu menghasilkan 34,6 persen penguasaan bola. Statistik terendah yang diperoleh City bersama Pep sepanjang musim ini. Di antara 295 total hanya 228 yang mampu diselesaikan dengan akurasi 77 persen. Meski begitu, perjudian Pep berbuah manis karena City –kali pertama dalam enam pertemuan– mengalahkan Barca 3-1.
Tertinggal lebih dulu lewat serangan cepat yang dikonversi menjadi gol oleh Lionel Messi pada menit ke-21, City bangkit dan mencetak gol melalui Ilkay Guendogan (39’, 74’), serta
Kevin De Bruyne (51’). City pun sukses menahan Barca mengunci tiket ke fase pada keempat.
Barca memang masih memuncaki klasemen grup C dengan ngan meraihmeraih 9 poin. Te
tapi, City mend mendekatek at dengan mengoleksi 7 poin. Borussia Moenchengladbach (4 poin) juga masih punya peluang lolos meski membuang kesempatan mengalahkan Celtic FC kemarin atau setelah bermain seri 1-1.
Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Pep menyatakan bahwa dirinya memang meminta anak asuhnya agar tidak meladeni permainan terbuka Barca. Menurut dia, adaptasi City terhadap yang baru berlangsung empat bulan membuat timnya rentan menjadi bulanbulanan Barca. Seperti saat dihajar empat gol tanpa balas dalam
ketiga di Camp Nou (20/10).
’’Kami (City) tidak bisa dibandingkan dengan mereka (Barca) yang telah melakukannya 25 tahun,’’ kata Pep sebagaimana dikutip ’’Kami tidak siap akan hal itu. Jadi, kami harus mencoba hal lain,’’ imbuhnya.
Keputusan Pep memberikan starter kepada Sergio Aguero (yang hanya pengganti di Camp Nou) memberikan dampak positif. Penyerang Argentina itu terlihat bekerja keras sepanjang laga. Tidak hanya beroperasi di kotak penalti, Aguero juga memulai serangan City di area pertahanan Barca, termasuk menjadi orang pertama yang merusak permainan Blaugrana –sebutan lain Barcelona.
Secara terpisah, Barca Luis Enrique menyatakan, City-lah yang membuat timnya melakukan kesalahan demi kesalahan yang berujung kekalahan dengan kebobolan tiga gol kali pertama sejak musim 1998–1999 (dari Manchester United) tersebut. ’’Selama masa itu pula kami mencoba untuk bangkit. Namun, City berhasil mengurung kami dengan sangat mengagumkan,’’ katanya. (apu/c4/dns)
ILKAY GUENDOGAN
(Manchester City) Bermain taktis dan memanfaatkan secara maksimal dua di antara tiga peluang yang dimilikinya. Dua gol ke gawang Barca merupakan pertama dia di Liga Champions selama delapan musim karir profesionalnya, tetapi kali kedua secara beruntun setelah ke gawang West Bromwich Albion.
SERGI ROBERTO
(Barcelona) Melakukan blunder yang berbuah gol pertama Manchester City. Beberapa kali ’’membiarkan’’ David Silva bergerak bebas. Koneksinya dengan Andre Gomes di sisi kanan tidak saling melengkapi. Akurasi nya hanya 79 persen atau berbanding 90 persen dengan Gomes. 1. Barcelona 4 3 0 1 14-4 9 2. Man City 4 2 1 1 10-8 7 3. M’Gladbach 4 1 1 2 4-7 4 4. Celtic 4 0 2 2 4-13 2