Jawa Pos

Pasien Demam Berdarah di RSUD Sangat Tinggi

-

SIDOARJO – Saat pancaroba, tubuh sangat rentan terserang berbagai macam penyakit. Salah satunya demam berdarah dengue (DBD). Selama Oktober lalu, setidaknya ada 23 kasus DBD yang ditangani RSUD Sidoarjo.

Spesialis penyakit dalam RSUD Sidoarjo dr Puguh Widagdo SpPD mengatakan, dalam kurun waktu sepuluh bulan, kasus DBD yang ditangani RSUD Sidoarjo terbilang tinggi. Total, hingga Oktober ada 699 kasus DBD dengan pasien yang dirawat di rumah sakit. Pasien terdiri atas anak-anak hingga orang dewasa

”Untuk Oktober, memang terbilang menurun. Namun, pada pancaroba kali ini, potensi penyakit DBD meningkat masih ada,” katanya kemarin (2/11).

Puguh menyampaik­an, jumlah penderita DBD tertinggi tahun ini tercatat Juni lalu. Yakni, 141 kasus. Setelah itu, kasus DBD mulai menurun. Namun, jumlahnya masih terbilang tinggi. Terlebih, cuaca di Kota Delta tidak menentu. Kadang panas, kadang hujan. Semua itu membuat daya tahan tubuh menurun. ”Imunitas yang menurun itu sangat rentan terkena virus,” tutur Puguh.

Menurut dia, tingginya data penderita DBD di RSUD harus menjadi sinyal serius. Masyarakat harus mewaspadai penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut. ”Mencegah lebih baik daripada mengobati,” ingat dia. Rata-rata penderita DBD masuk rumah sakit sudah dalam kondisi parah. Trombosit menurun hingga di bawah 150/ milimeter kubik. Bahkan, ada yang kadar trombositn­ya di bawah 100/milimeter kubik. ”Rata-rata pasien tersebut rujukan dari puskesmas dan rumah sakit swasta,” jelasnya.

Puguh menambahka­n, DBD disebabkan oleh virus flavivirid­ae. Masa inkubasi virus tersebut 1–4 hari. Gejalanya diikuti dengan demam tinggi. Diagnosis DBD baru akan tampak setelah 3–7 hari. ”Biasanya bisa dilihat dari trombosit. Jika kurang dari 150, dicurigai DBD. Kalau sudah di bawah 100, sudah bisa ditegakkan demam berdarah,” terangnya.

Dalam kondisi parah dengan trombosit di bawah 100, lanjut dia, bisa terjadi pendarahan. Umumnya, pendarahan terjadi dalam bentuk mimisan, muntah darah, dan bintik-bintik merah pada permukaan kulit. ”Ini yang sudah parah. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, akan membahayak­an nyawa pasien,” katanya.

Jika ditemukan gejala DBD dengan demam tinggi, sebaiknya segera atasi dengan minum obat penurun panas seperti parasetamo­l. Selain itu, perbanyak minum air putih. Sebab, penyakit DBD menyerang sistem vaskular. ”Prinsipnya, harus ada cairan yang masuk dalam tubuh,” jelas Puguh.

Yang terpenting adalah mencegah DBD dengan melakukan aksi pemberanta­san sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah. Juga, membiasaka­n gaya hidup sehat. ”PSN juga dilakukan dengan target di daerah-daerah pedesaan. Gotong royong bersama untuk menjaga lingkungan tetap bersih dari jentik nyamuk,” ucap dia. (ayu/c11/pri)

 ?? SEPTINDA AYU PRAMITASAR­I/JAWA POS ?? CEK KONDISI: Dokter Puguh Widagdo memeriksa Bagus Prasetyo, suspect DBD, di RSUD kemarin.
SEPTINDA AYU PRAMITASAR­I/JAWA POS CEK KONDISI: Dokter Puguh Widagdo memeriksa Bagus Prasetyo, suspect DBD, di RSUD kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia