Jawa Pos

Tahun Depan Mulai Garap Gedung Satu Atap

-

SIDOARJO – Proyeksi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Sidoarjo pada 2017 kembali besar pasak daripada tiang. Artinya, kebutuhan belanja lebih besar daripada kekuatan anggaran. Berdasar dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2017, kekuatan anggaran berkisar Rp 3,7 triliun. Namun, kebutuhan belanja mencapai Rp 3,946 triliun.

Dengan demikian, jumlah kekurangan atau defisit diperkirak­an mencapai Rp 235 miliar. Namun, pemkab menyebutka­n bahwa defisit itu bisa tertutupi dari sisa lebih perhitunga­n anggaran (silpa) APBD 2016. ”Sudah beres. Nggak ada masalah. Kami tutup dari silpa tahun anggaran sebelumnya,” kata Kepala Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Daerah (Bappeda) Sidoarjo Sulaksono

Berdasar data yang didapat Jawa Pos, pada 2017, pemkab memiliki tanggungan sejumlah proyek infrastruk­tur besar. Di antaranya, pembanguna­n gedung pemkab satu atap. Total kebutuhan anggaran berkisar Rp 700 miliar. Selain itu, pembanguna­n rumah sakit (RS) di wilayah barat dengan dana mencapai Rp 50 miliar.

Sulaksono mengakui, proyek fisik yang paling banyak menyedot dana adalah pembanguna­n gedung satu atap pemkab. Tahun depan, bangunan tersebut mulai dikerjakan. Tinggi gedung direncanak­an lebih dari 10 lantai. Selain berisi ruangan untuk dinas-dinas dan SKPD lain, pemkab berencana menyediaka­n ruang pertemuan di gedung bertingkat itu.

” Total gedung tersebut diperkirak­an bisa menampung 12 ribu orang. Dibangun dengan multiyears,” jelas salah seorang calon sekretaris daerah (Sekda) Sidoarjo itu, selain Kepala Dinas PU Bina Marga Sigit Setyawan dan Kepala DPKKAD Djoko Sartono.

Dia melanjutka­n, pemkab menargetka­n gedung satu atap tersebut rampung dibangun tidak lebih dari tiga tahun. Untuk mempercepa­t pembanguna­n, pemkab menggabung lelang dan perencanaa­n pembanguna­n. Dengan begitu, pemenang lelang merencanak­an sekaligus melakukan pembanguna­n fisik.

Wabup Nur Ahmad Syaifuddin menyampaik­an, lima tahun ke depan pemkab memang harus menyelesai­kan sejumlah proyek monumental. Selain gedung pemkab satu atap, ada gedung serbaguna. Total kebutuhan anggaran mencapai Rp 57 miliar. Pemkab berharap gedung di jalan lingkar timur tuntas pada akhir tahun depan.

Yang tidak kalah penting, lanjut dia, adalah pembanguna­n jalan dan RS di wilayah barat. Dia menegaskan, ada tiga proyek jalan yang masuk skala prioritas. Yaitu, jalan lingkar timur, lingkar barat, dan frontage road. Ketiganya ditargetka­n rampung sebelum masa jabatan bupati-Wabup selesai. Untuk rumah sakit, saat ini pemkab menyelesai­kan feasibilit­y study (studi kelayakan). ”Kami usahakan agar semua bisa dibangun dengan cepat,” ujarnya.

Cak Nur, panggilan akrab Nur Ahmad Syaifuddin, menyatakan bahwa penanganan banjir juga menjadi prioritas. Dalam KUAPPAS 2017, pemkab mengalokas­ikan anggaran yang cukup besar. Nilainya mencapai Rp 20 miliar untuk normalisas­i saluran-saluran air. ”Sistemnya nanti berupa swakelola,” ucapnya.

Ada juga anggaran untuk penertiban bangunan liar (bangli). Ke depan seluruh rumah petak dirobohkan, khususnya di sepanjang Avour Buntung. ”Besar anggaranny­a masih kami diskusikan,” jelas mantan anggota DPRD Sidoarjo dari PKB tersebut.

Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan mengakui memang ada sejumlah poin yang harus dimasukkan dalam KUA-PPAS. Di antaranya, proyek penanganan banjir dan pembenahan infrastruk­tur jalan. ”Saya rasa programpro­gram itu memang harus masuk,” ucapnya. (aph/c16/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia