Ekonomi RI Ungguli India-Filipina
JAKARTA – Ekonom dan investor meyakini kondisi perekonomian Indonesia mulai mengungguli India dan Filipina yang selama ini menjadi negara paling menarik di Asia. Ekspor nonkomoditas Indonesia diyakini mampu mengompensasi perlambatan harga dan ekspor komoditas, serta defisit infrastruktur.
Chief Economist Asia Deutsche Bank Taimur Baig menyatakan, momentum pertumbuhan Indonesia sedang membaik bila dibandingkan dengan tahun lalu. ’’Pada Agustus, impor tahunan nonmigas berubah positif untuk kali pertama dalam dua tahun terakhir. Produksi juga meningkat,’’ ujarnya kemarin (3/11).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai penguatan disebabkan konfidensi investor asing melihat perbaikan ekonomi Indonesia. ’’Rupiah stabil, bahkan menguat. Ekonomi kita juga sedang masuk dalam fase recovery sejak pertengahan tahun lalu,’’ katanya.
Penetapan suku bunga acuan Bank Sentral AS yang masih di level 0,5 persen tidak terlalu berpengaruh pada ekonomi Indonesia. Aliran dana masuk ( capital inflow) ke Indonesia hingga minggu lalu tercatat Rp 157 triliun.
Dana asing yang masuk tersebut terutama didukung suksesnya program amnesti pajak periode I. Dari periode pertama yang berakhir pada 30 September lalu itu, para wajib pajak tercatat akan memasukkan dana repatriasi Rp 143 triliun.
Perry pun memprediksi hingga akhir tahun dana repatriasi yang masuk ke Indonesia sekitar Rp 100 triliun.
’’Kita antisipasi Desember nanti. Di antara Rp 157 triliun yang sudah masuk, Rp 37 triliun berasal dari saham. Sisanya berbentuk obligasi pemerintah,’’ paparnya. (dee/rin/c14/noe)