Jawa Pos

Jokowi Tinjau Bandara

-

DITUNGGU sampai malam, Presiden Jokowi tidak juga menemui perwakilan pengunjuk rasa. Tidak ada pilihan karena melebihi pukul 18.00, polisi pun membubarka­n massa. Bentrokan pun pecah. Tidak ada korban jiwa, tapi puluhan orang harus dirawat di rumah sakit.

Lantas, ke mana sebenarnya presiden selama demonstras­i berlangsun­g?

Mantan wali kota Solo itu memilih untuk mengecek proyek infrastruk­tur di Bandara Soekarno-Hatta. Salah satunya adalah proyek kereta bandara. Jokowi juga mengunjung­i Garuda Maintenanc­e Facility (GMF) Aeroasia serta Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC).

Jokowi bertolak ke kompleks Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 11.00. Pada pagi hari, presiden sempat menerima laporan kasus Munir serta proyek listrik mangkrak dari Mensesneg dan sekretaris kabinet.

Kepada media, Jokowi memastikan bahwa proyek kereta bandara akan selesai tepat waktu. ”Ini akan selesai kira-kira bulan enam ( Juni, Red) atau tujuh ( Juli, Red) tahun 2017,” kata presiden.

Salah satu hal yang menghambat penyelesai­an kereta bandara adalah lahan seluas 800 meter persegi milik sebuah pabrik kaca yang belum dibebaskan. Targetnya, lahan itu sudah bebas akhir tahun ini. Namun, proses tersebut bisa lebih cepat setelah kemarin presiden mendatangi pabrik itu. ”Tadi udah rampung. Pemiliknya sudah salaman, berarti sudah klir,” lanjut dia.

Ahok Tetap Berkampany­e Aksi unjuk rasa 4 November juga tidak terlalu berpengaru­h pada aktivitas pasangan calon gubernur DKI Basuki T. Purnama (Ahok) dengan kandidat wakil gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Keduanya tetap berkam- panye kemarin. Djarot berkunjung ke pasar, sementara Ahok berkampany­e di dekat rumahnya di Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara.

Ahok hanya sebentar menyapa warga. Kepada warga, dia berjanji memperbaik­i fasilitas umum di wilayah itu. Trotoar misalnya. Setelah itu, Ahok langsung kembali ke rumahnya.

Sejak kembali ke rumahnya pada pukul 11.35 WIB, dia tidak keluar lagi. Tidak ada yang bisa masuk ke kompleksny­a. Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi tersebut sangat berhati-hati dan memeriksa siapa pun yang masuk ke kompleks. Wartawan pun tidak diizinkan berjarak 5 meter dari gerbang masuk kompleks. Di kompleks itu, 3 satuan setingkat kompi (SSK) Brimob dan 2 SSK TNI selalu siaga.

Jika Ahok terlalu tertutup soal keberadaan­nya, tidak demikian Djarot. Dia terus menyapa warga di pasar burung dan Pasar Pramuka. Para demonstran yang hendak menuju Istana Negara serta kebetulan melintasi Pasar Pramuka dan pasar burung disapanya dengan lambaian tangan.

Setelah menyapa pengunjuk rasa, Djarot menyapa para pedagang obat di Pasar Pramuka. Dia berjanji memperbaik­i kondisi pasar. ”Kalau sudah aktif, kami akan perbaiki. Kami nanti akan bangun eskalator di sini,” ucap dia. Para pedagang menyambut rencana tersebut, tapi meminta pemerintah tidak menaikkan tarif sewa ataupun mengusir mereka. (byu/mia/rya/c11/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia