Pernah Diolok-olok, Kini Tercepat di Asia Tenggara
Terlahir dengan tangan kanan tak sempurna, rupanya, tidak menghalangi Mutiara Cantik Harsanto untuk berprestasi. Pelajar asal SDN Klurahan II, Kecamatan Ngronggot, itu meraih tiga medali emas kejuaraan renang dalam Peparnas Ke-15 di Jawa Barat. Mutiara Ca
JARUM jam menunjuk pukul 12.00 ketika seorang gadis berambut pendek masuk ke dalam rumah Eka Fitri Yanti, 39, di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot. Memakai seragam batik hijau, gadis yang tak lain Mutiara Cantik Harsanto itu langsung menghampiri Eka, sang ibu.
Setelah mencium tangan ibunya, Cantik langsung duduk di sampingnya. Jika awalnya lebih banyak diam, bungsu dua bersaudara tersebut langsung semringah saat ditanya Nganjuk tentang prestasinya dalam ajang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) Ke-15 di Jawa Barat pada 15–24 Oktober lalu.
Cantik memang patut bangga. Dalam kejuaraan khusus penyandang disabilitas itu, dia mampu tampil cemerlang. Tiga medali emas pun berhasil diraih dari kejuaraan renang. Yakni, renang gaya dada, gaya bebas, dan gaya kupu-kupu 50 meter. ’’Ini medalinya,’’ kata Cantik setelah mengambil medali yang baru didapatkannya.
Kegembiraan tak hanya dirasakan Cantik. Eka juga tak bisa menutupi rasa bangga atas prestasi putrinya. Tahun ini bukan kali pertama Cantik meraih tiga medali emas dalam kejuaraan renang Peparnas. Tahun lalu siswa SD Klurahan 2, Kecamatan Ngronggot, tersebut juga meraih tiga medali emas di kategori lomba yang sama.
Prestasi tersebut sekaligus membuat Cantik mempertahankan gelar juara yang diraih sebelumnya. ’’Saya juga nggak menyangka bahwa Cantik dapat tiga medali emas lagi,’’ ucap Eka sembari melirik ke arah putrinya.
Yang membuat Eka lebih bangga, dalam Peparnas kali ini, catatan waktu putrinya lebih baik daripada tahun lalu. Untuk kategori renang gaya dada 50 meter, Cantik hanya memerlukan waktu 42 detik. Lebih cepat 4 detik jika dibandingkan dengan catatan waktunya pada 2015 selama 46 detik.
Peningkatan kecepatan juga terjadi di kelas gaya bebas dan kupu-kupu. Yaitu, masing-masing 36 detik untuk gaya bebas dan 44 detik untuk gaya kupu-kupu. Padahal, tahun lalu Cantik memerlukan waktu 38 detik untuk gaya bebas dan 46 detik untuk gaya kupu-kupu. Raihan itu sekaligus mengukuhkan putri pasangan Timor Harsanto dan Eka Fitri Yanti tersebut sebagai perenang termuda dan tercepat se-Asia Tenggara.
Bagaimana dia bisa memecahkan rekor tercepat se-Asia? Gadis pemalu itu menerangkan, dirinya rutin berlatih sejak kelas 2 SD. Sebelum berprestasi di tingkat nasional, Cantik memang sering meraih prestasi di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Membicarakan sekolah, raut wajah Cantik yang sebelumnya bersinar langsung berubah. Dia teringat pada dua sekolahnya terdahulu.
Terlahir sebagai penyandang disabilitas, Cantik harus mendapat pengalaman buruk saat bergaul dengan teman-temannya. Kondisi tangan kanannya yang tak sempurna membuat dirinya sering diolok-olok. ’’Banyak yang tidak bisa menerima kekurangan tubuh Cantik,’’ kenang Eka sembari menggenggam tangan putrinya.
Selain olok-olok, Cantik pernah mendapat penyiksaan dari temannya. Tak tahan melihat kondisi putrinya, Eka sempat mengajukan visum untuk luka bekas pukulan di kepala putrinya. (ut/c5/diq)