Bagi-Bagi Gratis 48 Ton Ikan Beku
Hasil Penyelundupan dari Jepang dan Korea
BANDUNG – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membagikan ikan sitaan kepada masyarakat. Salah satunya adalah sitaan 48,8 ton ikan beku jenis makarel untuk masyarakat Jawa Barat.
Penyerahan tersebut dilakukan secara simbolis kepada Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar di Pusat Dakwah Islam, Kota Bandung, kemarin (4/11). Ikan-ikan tersebut didistribusikan kepada masyarakat yang terdiri atas pondok pesantren, panti asuhan, rumah sakit, sekolah, yayasan, dan Badan Amil Zakat Nasional di seluruh Jabar.
Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Keaman- an KKP Rina menyatakan, ikan yang dibagikan merupakan hasil penggagalan penyelundupan yang dilakukan importer. Ikanikan tersebut didominasi dari Jepang dan Korea. Modus penyelundupannya adalah pemalsuan izin yang terlihat dari jumlah maupun jenis ikan.
”Pada waktu itu kami berhasil menggagalkan penyelundupan ikan makarel. Itu ada 11 kontainer bersama teman dari bea cukai,” katanya.
Program itu sesuai dengan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemar Ikan) yang juga digagas KKP. Pembagian ikan tersebut diharapkan menjadi pemicu masyarakat Indonesia agar meningkatkan konsumsi ikan.
Karena itu, penyaluran ikan gratis tersebut diprioritaskan ke daerah-daerah yang konsumsi ikannya masih rendah. ”Dari data di Pulau Jawa ini, di salah satu lokasi, konsumsi ikannya belum tinggi. Kami membagi kepada provinsi di Pulau Jawa untuk memulai menggairahkan memakan ikan juga,” ujar Rina.
Selain Jabar, pihaknya menghibahkan ikan sitaan ke Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jogjakarta. Dia berharap, dengan semakin terpacunya warga mengonsumsi ikan, pemenuhan gizi warga bisa tercukupi.
”Kampanye Gemar Ikan pun dapat menjadi penghela sistem bisnis masyarakat, khususnya nelayan, pembudidaya, pengolah, dan pemasar hasil perikanan,” katanya. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengajak warga untuk beralih mengonsumsi ikan.
Saat ini warga lebih memilih daging sapi meski harganya sering meningkat. Ikan, kata Deddy, memiliki gizi yang sangat bagus untuk kesehatan dan kecerdasan manusia.
”Saya kaitkan dengan bonus demografi. Indonesia pada 2020–2035 memiliki banyak anak muda. Makanya, ini sangat penting. Makan ikan, mau air tawar atau laut sama saja. Banyak gizinya dan tentu mudah didapat,” ucapnya.
Deddy mengakui, tingkat konsumsi ikan di Jabar tergolong rendah. Padahal, dari segi geografis, Jabar menjadi daerah penghasil ikan yang banyak. Tingkat konsumsi ikan di Jabar hanya 20 kilogram per kapita per tahun dari jumlah ideal 43 kilogram per kapita per tahun. ”Ini tentu harus ditingkatkan. Selain murah, gizinya lebih bagus,” katanya. (agp/c21/ami)