Kastil Simbol Kejayaan
Wisata Sejarah Peninggalan Zaman Edo di Nagoya Berkunjung ke Jepang kurang lengkap jika tidak mampir ke salah satu kastilnya. Selain sejarah, kita bisa tahu budaya Negeri Sakura. Salah satu yang terbesar adalah Nagoya Castle.
KESAN pertama saat masuk ke Nagoya Castle adalah begitu tingginya penghargaan orang Jepang terhadap cagar budaya. Tertata rapi. Bersih. Meski beberapa bagian masih dalam tahap rekonstruksi, hal itu tidak mengurangi kenyamanan pengunjung.
Ya, saat mengunjungi Nagoya Castle dua pekan lalu, proses restorasi seluruh kompleks kastil belum sepenuhnya rampung. Pada bagian Hommaru Palace, misalnya. Di antara tiga tahap restorasi, masih ada satu tahap yang masih berlangsung. Yakni, Jorakuden Hall. Jadwal pengerjaannya pada 2014–2018. Dua tahap yang sudah selesai adalah Omote Shoin ( main hall) dan Jodannoma.
Nagoya Castle terletak di Kota Nagoya, Prefektur Aichi. Kastil dibangun pada awal periode Edo atas perintah Tokugawa Ieyasu, sho
gun pertama. Tepatnya pada 1610 dan selesai pada 1612. Fungsi awal Nagoya Castle adalah menangkal serangan dari Osaka. Setelah Restorasi Meiji (1868), Nagoya Castle digunakan sementara sebagai istana oleh kaisar.
Penulis bersama rombongan yang hendak menuju Suzuka menghadiri The 17th Safety Japan Instructors Competition 2016 menyempatkan mampir ke Nagoya Castle. Dari Shiyakusho Station (City Hall), cukup berjalan kaki tidak lebih dari 400 meter menuju gerbang Nagoya Castle. Persisnya lewat sisi timur. Dari east gate menuju area Hommaru dan
main castle tower, pengunjung akan melewati area Ninomaru. Cukup luas. Ada Ninomaru Garden dan Ninomaru Square.
Kami datang ke Jepang saat musim gugur. Jadi, meski saat itu tengah hari, cuaca tidak panas. Suhu udara sekitar 22–25 derajat Celsius. Suasananya asri dengan beberapa pohon tinggi. Sesekali tampak burung gagak terbang. Hinggap dari satu pohon ke pohon lain. Juga, mendarat di pucuk kastil. Lingkungannya tenang. ”Nagoya Castle memang menjadi salah satu tempat istirahat kaisar, tapi bukan tempat tinggal utama,” ujar Edo, warga negara Indonesia yang sudah 13 tahun tinggal di Jepang.
Di area Hommaru, ada Hommaru Palace. Bangunannya tampak khas dengan warna keemasan. Bagian dalamnya didominasi bangunan kayu. Bangunan yang ada saat ini merupakan hasil restorasi pada 2009. Untuk masuk Hommaru Palace, pengunjung harus melepas alas kaki.
Menara utama juga ada di area Hommaru. Bangunan tujuh lantai itu kini difungsikan sebagai museum. Ada berbagai lukisan, artefak, hingga koleksi senjata keluarga Tokugawa yang tersimpan rapi. ”Semua tertata. Inilah orang Jepang yang merawat dengan baik benda-benda cagar budaya,” kata Edo.
Salah satu spot menarik di dalam tower adalah replika patung sepasang lumba-lumba emas yang ada di pucuk Nagoya Castle. Namanya Kinshachi. Letaknya di lantai 5. Juga, ada beragam batu yang diukir.
Sementara itu, di lantai dasar terdapat sisa-sisa puing Nagoya Castle. Ya, menara utama dan Hommaru Palace sebenarnya porak-poranda selama Perang Dunia II (1945). Bangunan hancur karena serangan udara. Namun, sebagai simbol kejayaan Nagoya, kastil dibangun lagi pada 1959.
Dengan bangunan utama yang dikelilingi taman, ada banyak pohon sakura yang pasti indah saat mekar. Selain Ninomaru di sisi timur, ada Nishinomaru di barat dan Ofukemaru di sisi barat laut. ”Waktunya saat musim semi,” ujar salah seorang penjaga gate. Ya, semoga saja Maret–Mei nanti bisa ke sana lagi, hehe… (*/ c7/fal)