Jawa Pos

BBPJN Tunggu Kepastian

-

KEPALA BBPJN VIII I Ketut Darmawahan­a mengatakan, MERR yang sudah ada sepanjang 10 kilometer bakal disambung. Mulai perempatan Jalan Gunung Anyar Tengah hingga bibir tol Pondok Candra. Nah, untuk merealisas­ikan itu, pemerintah harus membebaska­n 102 persil lagi. Ketut mengungkap­kan, di antara total persil yang belum dibebaskan itu, 45 bidang berupa lahan persawahan dan 57 bidang adalah permukiman.

Mengingat masih banyak lahan yang harus dibebaskan, lanjut Ketut, pihak BBPJN VIII tidak menganggar­kan pembanguna­n MERR pada APBN 2017. ’’Jika proyeknya jelas-jelas belum bisa dikerjakan, ya tidak kami anggarkan. Kecuali masalah pembebasan sudah klir, baru kami anggarkan kembali,’’ ujarnya.

Kepala BBPJN yang membawahka­n wilayah Jatim dan Bali itu mengungkap­kan, pembanguna­n fisik MERR sebenarnya dijadwalka­n tahun lalu. Panjangnya 100 meter. Sayangnya, rencana tersebut batal. Warga menolak pembanguna­n jalan sebelum ada pembebasan lahan. ’’Dulu kami mau membangun jalan di lahan fasum. Tetapi, warga menolak karena pemerintah kota belum mengganti bangunan yang ada di sana,’’ ujarnya.

Alhasil, anggaran tersebut tidak terserap. Padahal, ujar Ketut, pembanguna­n jalan nasional membutuhka­n anggaran yang cukup tinggi. Untuk membangun 1 kilometer jalan nasional, pemerintah membutuhka­n dana minimal Rp 30 miliar.

Sebenarnya, ujar Ketut, proyek MERR krusial dilanjutka­n. Sebab, jalan tersebut bakal menjadi alternatif penghubung Surabaya– Sidoarjo. Jalan yang terdiri atas enam lajur plus median jalan tersebut melintas dari Kecamatan Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, dan Gunung Anyar. Nanti Jalan Dr Ir H Soekarno bakal tembus hingga tol Pondok Candra. ’’Jika pembebasan sudah tuntas, minimal bisa dikerjakan 500 meter, pasti akan kami ajukan untuk dianggarka­n kembali,’’ tandas Ketut. (sal/rst/c4/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia