Relaksasi Mampu Redakan Nyeri
SURABAYA – Luka bekas operasi Caesar kerap meninggalkan rasa nyeri. Berbagai pengobatan, mulai kimia hing ga herbal, sudah tersedia. Oktaviani De Rosari Deor berupaya melakukan penelitian untuk mencari pengobatan yang paling efektif.
Mahasiswi Jurusan Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) tersebut meneliti tentang teknik relaksasi. Penelitian itu dipilih berdasar pengalaman pribadinya yang tidak suka minum obat-obatan. ’’Saya penasaran apa mungkin nyeri bisa diturunkan dengan relaksasi,’’ tuturnya kemarin (4/11).
Karena itu, perempuan asal Manggarai Flores, Nusa Tenggara Timur, yang biasa disapa Okta tersebut memperdalam teknik relaksasi untuk menyelesaikan skripsi.
Pilihannya jatuh pada teknik relaksasi napas dalam dan genggam jari. Sebanyak 52 pasien pascaoperasi Caesar di Rumah Sakit Ibu dan Anak Lombok Dua Dua Surabaya dia libatkan pada 2–16 Mei lalu. Pada setiap pasien, Okta menerapkan teknik yang berbeda antara genggam jari dan napas dalam.
Perempuan kelahiran 08 Oktober 1994 itu menyatakan, teknik genggam jari dan napas dalam cukup sederhana. Teknik genggam jari, misalnya. Cara tersebut dilakukan dengan menggenggam jari pasien selama 3–5 menit. Orang yang sedih, cemas, atau marah biasanya memberikan reaksi gemetar. ’’Digenggam sampai denyutnya lemah. Sebab, kalau belum lemas, berarti belum rileks,’’ terangnya.
Riset itu mengantar gadis 21 tahun tersebut menjadi wisudawati berpredikat akademik terbaik. Dia lulus dengan IPK 3,50. (ant/c14/nda)