Jawa Pos

Tampilkan Karya Daur Ulang Terbaik

Partisipas­i 40 Tim di Green Festival

-

SIDOARJO – Dari ratusan tim yang mendaftar Sidoarjo Zero Waste, hari ini bakal diketahui siapa tiga terbaiknya. Mereka berhak terbang ke Singapura. Namun, akhir sesungguhn­ya bukanlah kompetisi ini. Tetapi, Sidoarjo harus bebas sampah. Dan, para peserta adalah generasi lingkungan yang bakal diandalkan.

Hari ini sepuluh tim harus mempresent­asikan poster karya mereka yang bertema ajakan mewujudkan Sidoarjo bebas sampah pada 2018 di depan dewan juri. Topik dan desain sepenuhnya diserahkan pada kreativita­s dan ide-ide brilian tiap tim. Inti kriteria penilaian ada pada kekuatan sebuah kampanye visual untuk masyarakat luas agar memahami pesan utama. ’’Ayo kelola sampah dengan benar!” terang Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) M. Bahrul Amig yang pagi ini juga menjadi dewan juri.

Dia memastikan, penjurian hari ini akan berlangsun­g netral. ’’Tanpa intervensi,” tegasnya. Selain Amig, jajaran dewan juri lain dipilih berdasar kompetensi untuk menilai sebuah karya poster berisi kampanye lingkungan. Antara lain, dosen Desain Komunikasi Visual Universita­s Ciputra Christian Ang. Kemudian, untuk menilik aspek kekuatan kampanye lingkungan, dihadirkan pula Shandi Eko Bramono selaku perwakilan dari Lembaga Pengembang­an Penyehatan Lingkungan dan Permukiman.

Selain tim yang masuk 10 besar, 40 tim lain masih berkesempa­tan berpartisi­pasi dalam Green Festival. Mereka masih punya kesempatan memperebut­kan gelar kategori juara foto terbanyak, aksi terkreatif, dan booth terfavorit. ’’Seluruh peserta ini potensial jadi kader lingkungan. Ini bentuk apresiasi untuk mereka,” jelas Event Manager Jawa Pos Sidoarjo M. Diri Prasodjo.

Tengok saja perjuangan tim dari SMA Islam dan SMKN 1 Buduran. Dua tim yang masuk 20 besar itu masih berharap besar bisa menang di Green Festival. Kemarin empat anggota tim SMKN 1 Buduran tersebut melakukan finishing karya daur ulang yang akan dilombakan. Mereka adalah Sherina Fitri, 16; Sena Centia, 17; Savana Hisman, 16; dan M. Andrey, 16. Tim itu memilih satu jenis karya yang dianggap unik, yaitu kursi dari kemasan bekas obat nyamuk semprot. Karya mereka benar-benar fungsional, yakni bisa diduduki. Motif barang daur ulang juga ditampakka­n dengan tidak mengecatny­a. ’’Penggunaan sampah plastik sudah banyak, jadi cari bahan lain,” ujar Sena.

Menurut Sherina, bagian paling rumit adalah mencari kemasan obat nyamuk bekas. ’’Sampai minta-minta ke temanteman dan tetangga,” katanya, lantas tertawa, saat ditemui di sekolahnya kemarin (4/11).

SMA Islam bakal menampilka­n lukisan kaligrafi dari mozaik kulit telur bekas. Tim beranggota Achmad Gunawan Hadi, Farah Nayla, Nadila Sekar, dan Tyas Juniar tersebut sepakat mengambil tema kombinasi dakwah dan kreasi daur ulang dalam karya mereka.

Mendapatka­n kulit telur juga bukan hal gampang. ’’ Bondo isin, bondo kesel,” seloroh Nadila. Namun, mereka kompak dan optimistis bahwa karya unik yang mereka angkat punya nilai plus. ’’ Nggak sekadar bikin buat dipajang, tapi bernilai jual,” jelas Tyas. (via/c7/dio)

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ?? BERNILAI JUAL: Dari kiri, Farah Nayla, Achmad Gunawan Hadi, Nadila Sekar Zahida, dan Tyas Juniar dari SMA Islam ketika mengerjaka­n karya daur ulang yang akan di tampilkan di Alun-Alun Sidoarjo hari ini.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS BERNILAI JUAL: Dari kiri, Farah Nayla, Achmad Gunawan Hadi, Nadila Sekar Zahida, dan Tyas Juniar dari SMA Islam ketika mengerjaka­n karya daur ulang yang akan di tampilkan di Alun-Alun Sidoarjo hari ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia