Dipesan hingga ke Kuwait
GRESIK – Untuk felt doll atau boneka berbahan flanel kreasinya, Halsalina Rizkiani memilih wajah orang. Bukan karakter film kartun. ’’Membuat felt doll wajah manusia lebih menantang. Butuh kemampuan untuk merangkai detail. Mulai badan hingga pancaindra,’’ terangnya.
Ririz, sapaan akrabnya, menuturkan, untuk membuat felt doll, bagian badan dibentuk lebih dahulu. Setelah itu, membuat kaki dan kepala. ’’Kalau sudah jadi, masing-masing bagian itu disambung menjadi kesatuan utuh,” terang dia. Belum tuntas. Berbagai unsur lain pun ditambahkan. Di antaranya, memasangkan rambut dari benang wol. ’’Rambut dijahit satu per satu. Cukup lama memang. Karena kalau hanya ditempel pakai lem, nanti dibuat mainan anakanak cepat copot,” imbuh dia.
Sementara itu, mata dibentuk dari guntingan kain flanel maupun manik-manik. Felt doll unyu itu juga diberi baju, celana, maupun rok. Busana felt doll bisa menggunakan kain flanel motif, katun, maupun tile. Jika boneka perempuan, Ririz kerap menambahkan efek segar di bagian pipi dengan blush on. Dengan begitu, rona merah yang tercipta tampak lebih natural.
Alumnus Desain Interior Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu mengembangkan kerajinan tangan tersebut dengan menambahkan variasi printing. Felt doll printing itu dibuat dari lembaran kain flanel yang sudah di- print gambar wajah. Setelah itu, ditambahkan dakron dan dijahit.
Ririz mengatakan, felt doll hasil kreasinya sudah pernah dipesan hingga Kuwait. Pemesanan luar kota mencapai Medan hingga Makassar. Di Kota Pudak, felt doll laris manis sebagai suvenir ulang tahun, wisuda, reuni, dan pernikahan. (hay/c7/ai)