Organda Tetap Pesimistis
ORGANISASI Angkutan Darat (Organda) tidak menolak keputusan Menteri Perhubungan yang diterapkan akhir November nanti. Namun, mereka pesimistis kebijakan itu mampu mengurai kemacetan. Alasannya, pertumbuhan jumlah kendaraan di Surabaya dan sekitarnya cukup tinggi.
Selain itu, Kota Malang dan sekitarnya merupakan destinasi wisata nasional. Bukan hanya warga Surabaya yang menuju ke sana. Masyarakat dari berbagai daerah sering menghabiskan akhir pekan di kota tersebut. Fakta itu bisa dilihat saat Hari Raya Idul Fitri. Ketika itu angkutan barang dilarang beroperasi. Namun, kondisi di jalur menuju ’’ Malang tetap padat. Karena itulah kami pesimistis,’’ tegas Ketua DPC Khusus Organda Tanjung Perak Kody Lamahayu Fredy.
Idealnya, lanjut dia, ada penambahan infrastruktur di sepanjang jalur tersebut. Perlu ada jalur alternatif yang bisa dilewati sehingga konsentrasi tidak di jalur utama. Masyarakat bisa mengambil jalur lain yang sama dekatnya.
Kini memang ada jalur lain menuju Malang. Namun, medannya cukup sulit. Sebenarnya, pemerintah provinsi sudah berupaya membangun infrastruktur baru. Yakni, jalur tembus ke arah Batu. Jalur tersebut dari Sukorejo, Pasuruan melewati Prigen, dan berakhir di Batu. Kepala daerah di wilayah yang dilewati proyek itu sudah sepakat. Memorandum of Understanding (MoU) juga sudah ditandatangani di depan Gubernur Soekarwo.
Pemprov masih bernegosiasi dengan pemerintah pusat. Harapannya, proyek tersebut ditangani pusat karena berhubungan dengan kebutuhan masyarakat. (riq/c15/oni)