Jawa Pos

Mata Dicolok dengan Cabai, Gaji Juga Tak Dibayar

Keinginan bekerja di luar negeri dengan iming-iming gaji besar dan hidup enak telah membuai Nurjanah Saidina asal Desa Sepinggan, Semparuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Alih-alih memperoleh gaji, mata nenek 62 tahun itu nyaris buta karena dicolok d

-

SUGENG ROHADI, Sanggau

KERIPUT kulitnya dan trauma di wajahnya cukup menggambar­kan penderitaa­nnya di Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) yang masuk melalui jalur ilegal. Oleh pembawanya, dia dijanjikan gaji yang menggiurka­n. Namun, faktanya, hanya siksaan, makian, dan cemoohan yang didapatnya setelah bekerja dua tahun lamanya.

Diduga, Nurjanah menjadi korban perdaganga­n orang di Sarawak, Malaysia. Selama berada di Negeri Ringgit, dia mengaku kerap menerima perlakuan kasar dari sang majikan. Nyaris setiap hari kepalanya dihujani pukulan sehingga kedua matanya tak bisa lagi melihat dengan jelas.

Dia selamat setelah ditemukan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching, Malaysia. Akhirnya, Nurjanah dipulangka­n ke tanah air dengan difasilita­si Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindung­an Tenaga Kerja Indonesia atau P4TKI melalui Border Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Koordinato­r P4TKI Entikong Dani Ariwibowo menyatakan, Nurjanah merupakan korban tindak pidana perdaganga­n orang. Kasusnya bergulir di persidanga­n sejak 2015 dan baru ber- akhir November ini. ’’Kami menerima info dari KJRI di Kuching tentang pemulangan Nurjanah. Kami jemput yang bersangkut­an. Kesehatann­ya langsung diperiksa. Menurut hasil pemeriksaa­n sementara, tekanan darahnya tinggi dan matanya hampir buta,” ungkapnya pada Minggu (20/11).

Berdasar informasi, Nurjanah sering menerima kekerasan fisik dari majikannya, terutama pada telinga dan kepala. Mata Nurjanah juga pernah ditusuk dengan jari tangan dan cabai. Karena perilaku sadis tersebut, Nurjanah sampai dilarikan ke RSU dr Sudarso Pontianak.

Selain perlakuan kasar, gaji sang nenek tidak diberikan majikannya. Luka tersebut harus ditambah dengan hasil persidanga­n di Malaysia yang memenangka­n sang majikan. Nurjanah pun harus pulang ke Indonesia dengan menanggung luka fisik dan batin.

’’Sekarang fokus untuk pemulihan fisiknya. Belum bisa diajak ngobrol lama. Setelah korban pulih, kami akan berkoordin­asi dengan Dinas Sosial Kabupaten Sambas untuk memulangka­nnya ke kampung asalnya. Biaya pengobatan dan lain-lain ditanggung Dinas Sosial Provinsi Kalbar,’’ ujarnya.

Sejumlah persoalan TKI di Malaysia sudah sering terjadi. Namun, masih banyaknya warga Indonesia yang nekat pergi dengan jalur tidak resmi memicu risiko yang cukup besar dan berbahaya. Sebab, mereka tidak memiliki perlindung­an hukum. Karena itu, wajar jika mereka terkadang diperlakuk­an semena-mena.

Terkait persoalan tersebut, pemerintah diminta tidak menutup mata. Lapangan pekerjaan di Indonesia memang harus terus dibuka agar dapat menyerap tenaga kerja. Ke depan, lapangan kerja menjadi solusi yang realistis. Selain itu, penegak hukum diminta menindak pelaku human traffickin­g dengan tegas. Semoga. (*/c18/ami)

 ?? PONTIANAK POST/JPG ?? NESTAPA DI USIA SENJA: Nenek Nurjanah segera dirujuk ke RSU dr Sudarso setelah mengalami nasib buruk sebagai TKI di Malaysia.
PONTIANAK POST/JPG NESTAPA DI USIA SENJA: Nenek Nurjanah segera dirujuk ke RSU dr Sudarso setelah mengalami nasib buruk sebagai TKI di Malaysia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia