Adu Jotos Seminggu Sekali
SENGITNYA pertarungan tak hanya dijalani Alexander Rusli di area bisnis operator seluler. Pria kelahiran Sydney itu juga rutin bertukar pukulan dan tendangan di matras bela diri. ’’Minimal seminggu sekali saya adu jotos,” ujarnya.
Saat ditemui Jawa Pos, tiga perban putih masih tampak membalut pergelangan tangan kanan Alex. Bagian atas dada yang dekat dengan tulang belikat pun terlihat memar dan berwarna merah kebiruan, jejak pukulan. ’’Dalam beberapa hari juga sembuh,” kata Alex santai, sambil menunjuk lebam di leher bawah.
Pria yang tahun ini menginjak 45 tahun tersebut menggemari bela diri. Beragam olahraga keras dilahap, mulai taekwondo, karate, kungfu, hingga mixed martial arts (MMA). ’’Hampir semua aliran bela diri pernah saya coba,’’ ucapnya.
Biasanya, pemegang gelar PhD dari Curtin University Australia itu mengundang rekan dari berbagai aliran bela diri untuk menjadi lawan tanding di salah satu ruangan di rumahnya. ’’Sekarang saya senang sparring dengan teman taekwondo,’’ sebutnya.
Menurut Alex, adu jotos di arena tanding menjadi aktivitas yang tak hanya olahraga menguras keringat, melainkan juga melatih konsentrasi sekaligus mengelola emosi. ’’Adrenalin naik. Hal itu bikin badan dan pikiran fresh,’’ ujarnya.
Latihan dengan mitra biasanya berlangsung intens 45 menit. Alex menganggap pukulan dan tendangan ibarat tukarmenukar argumentasi dalam debat. ’’Hal tersebut saya rasakan seperti pertukaran energi. Mengasyikkan,’’ tutur mantan komisaris Krakatau Steel tersebut.
Apakah pernah menggunakan kemampuan bela diri di kehidupan nyata?
’’Sudah lama sekali, waktu kuliah dulu,’’ tuturnya mengingat-ingat. (*/c16/owi)